Friday, October 10, 2008

RINGKASAN KHOTBAH, 5 Oktober 2008

MENJADI PEKERJA DALAM KERAJAAN ALLAH
Matius 21 : 33 – 46


Manusia dan pekerjaan memiliki keterkaitan yang erat satu dengan yang lain, bahkan pekerjaan bagi manusia dapat menambah nilai bagi dirinya. Karena pekerjaan memiliki nilai yang penting bagi manusia, tanpa pekerjaan manusia menjadi sengsara, bahkan dapat menganggap dirinya tidak berarti. Karena pekerjaan adalah fokus penting bagi hidup manusia, kita perlu berulang-ulang merenungkan makna dari setiap pekerjaan yang kita lakukan.
Banyak orang Kristen memiliki konsep yang membedakan pekerjaan dalam dua wilayah, yakni wilayah duniawi dan rohani. Ketika orang Kristen bekerja dalam wilayah duniawi (pekerjaan rutinitas-nya sehari-hari/profesi) maka ia dapat bersikap disiplin, menampakkan seorang pekerja keras dan bertindak hati-hati. Namun, ketika orang Kristen bekerja di wilayah rohani (pelayanan-pelayanan gerejawi) dia tidak menuntut dirinya sama seperti ketika ia berada di wilayah duniawi. Pekerjaan di wilayah rohani bersifat sukarela, lebih santai, tanpa tuntutan, bahkan adakalanya tidak dilakukan dengan penuh tanggungjawab. Mengapa hal ini bisa terjadi? Kesalahan utamanya terletak pada konsep yang membedakan wilayah duniawi dan rohani.
Kemungkinan yang lain berhubungan dengan gol dalam kedua wilayah tersebut, wilayah duniawi menghasilkan kenaikkan jabatan, investasi yang bertambah, kenikmatan serta kenyamanan-kenyamanan yang diinginkan manusia; sedangkan wilayah rohani tidak memiliki gol yang dapat dirasakan secara riil oleh manusia (benarkah?)
Orang Kristen perlu menyadari makna dan arti pekerjaan dalam hidupnya sesuai pola dan pengajaran firman Tuhan. Firman Tuhan tidak mengajarkan pola pekerjaan dibedakan dalam dua wilayah seperti konsep kebanyakan orang Kristen saat ini (rohani dan duniawi). Perbedaan yang ada adalah pekerjaan yang dilakukan sebelum dan sesudah menjadi orang percaya (akan lebih dijelaskan pada bacaan ke-II). Kita sebagai orang yang percaya kepada Yesus Kristus, hanya mempunyai satu pekerjaan yakni pekerja di ladang kerajaan-Nya (baik yang dilakukan secara rutin/profesi dan pelayanan gerejawi). Dan kita sebagai orang percaya hanya mempunyai satu gol yakni memenuhi panggilan sorgawi sesuai talentanya masing-masing. Perenungan hari ini mengingatkan kita kembali pada pekerjaan Allah yang harus bersungguh-sungguh dan bertanggungjawab.
Keluaran 20 : 1 – 17 untuk memberikan penekanan bahwa hubungan umat dan Yahwe adalah hubungan yang kudus. Hubungan yang khusus ini terjadi karena perjanjian dan kebebasan yang dianugerahkan Yahwe kepada umat-Nya. Ciri khas dari hubungan ini tampak dari peraturan-peraturan yang harus ditaati umat-Nya dengan penuh cinta kasih: Hati dan keinginan umat hanya ditujukan kepada Allahnya.
Filipi 3 : 4b – 14, mencontoh kepada sikap Paulus ketika ia menasihati jemaat Filipi. Ada dua perbedaan yang jelas dalam pekerjaan dan gol hidupnya, yakni ketika Paulus belum mengenal Kristus dan sesudah ia mengenal Kristus. Tekankan penjelasan Paulus bahwa apa yang ia capai sebelum mengenal Kristus adalah kebanggaan manusia Yahudi. Sesudah mengenal Kristus orientasi pekerjaannya menjadi kontras dengan sebelumnya. Yang ia kejar sekarang adalah hadiah sorgawi atau memenuhi panggilan Allah. Perlihatkan komitmen dan loyalitas Paulus setelah ia mengenal Kristus.
Matius 21 : 33 – 46, khususnya di ayat 43 – 44. Di akhir perumpamaan, Tuhan Yesus berkata dengan tegas bahwa pemimpin Yahudi yang tidak percaya kepada Mesias, dan yang tidak melakukan kebenaran akan mendapatkan ganjaran. Demikian pula bagi umat Tuhan yang tidak bertanggungjawab sebagai pekerja Kerajaan Allah. Mereka akan mengalami kehancuran selama-lamanya.

(diambil dari Buku Rancangan Khotbah edisi 06 halaman 162 – 163, 168 – 169)

No comments:

Followers

Terima Kasih Atas Kunjungan Anda


Kami Kerjalayan Kesehatan Anda

Kami Kerjalayan Kesehatan Anda