Dipanggil
untuk Bertobat, Percaya dan Mengikut Dia
Yunus
3: 1-5, 10; Mazmur 62:6-13; 1 Korintus 7:29-31; Markus 1:14-20
Pada
suatu siang, seorang kawan (K) bertanya kepada kawannya yang baru
saja bertobat, percaya dan mengikut Yesus (B). Begini isi percakapan
mereka.
K :
“Jadi kau sudah bertobat dan menjadi pengikut Yesus”
B :
“Ya”
K : “Kalau
begitu, tentu kau tahu banyak tentang Dia, misalnya di kota apa Ia
dilahirkan?”
B :
“Aku tidak tahu”
K :
“Berapa usianya ketika Dia memulai karya pelayanan-Nya?”
B :
“Aku tidak tahu”
K :
“Berapa usianya ketika Dia wafat?”
B :
“Aku tidak tahu”
K :
“Lho bagi orang yang menyatakan telah bertobat, percaya dan menjadi
pengikut Kristus, masih banyak hal yang kau tidak ketahui tentang
Yesus”
B :“Kau
memang benar, aku malu karena begitu sedikit pengetahuanku tentang
Dia tetapi sekurang-kurangnya aku tahu hal ini: tiga tahun lalu aku
adalah seorang pemabuk. Hutangku banyak. Keluargaku berantakan. Anak
dan isteriku selalu takut setiap aku pulang. Akan tetapi sekarang aku
sudah tidak mabuk lagi, hutang-hutangku sudah lunas, keluarga kami
bahagia. Anak dan isteriku senang menantiku pulang ke rumah. Ini
semua karya Kristus bagiku. Sebanyak inilah yang aku ketahui tentang
Kristus”
Kisah
percakapan di atas memberikan gambaran kepada kita bahwa seseorang
yang telah mengalami “perjumpaan” dengan Allah dan merasakan
Kasih-Nya sudah semestinya mengalami pertobataan yakni mengalami
perubahan hati yang nyata dalam pikiran, sikap, pandangan dengan arah
yang sama sekali berubah, putar balik dari dosa kepada Allah dan
pengabdian kepada-Nya. Bertobat bukan hanya sekedar sedih dan
menyesali kesalahannya.
Seruan
untuk bertobat dan percaya diungkapkan oleh Yesus dalam awal karya
pelayanan-Nya “Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat.
Bertobatlah dan Percayalah pada Injil.‘’ (Markus 1:15). Seruan
tersebut menarik sebab diungkapkan kepada umat yang sedang dalam
penantian akan keselamatan yang dikerjakan oleh Mesias yang sudah
mereka nantikan pula kehadirannya. Dengan demikian bertobat dan
percaya kepada Yesus menjadi sebuah jalan dalam mengerjakan
keselamatan. Melalui pertobatan seseorang beroleh pengampunan dosa
dan beroleh hidup yang kekal. ‘Iman’ tanpa pertobatan bukanlah
iman yang membawa kepada keselamatan. Jika kita melihat secara
keseluruhan akan karya pelayanan Yesus, seruan untuk bertobat bukan
hanya diungkapkan diawal karya pelayanan-Nya. Salah satu ucapan-Nya
sebelum Ia naik ke sorga ialah ’pertobatan dan pengampunan dosa
harus diberitakan kepada segala bangsa’ (Lukas 24:37). Pertobatan
Menjadi Panggilan Kehidupan Orang Beriman.
Dalam
Yunus 3:1-10 kisah pertobatan seisi kota Niniwe memberi kesan kuat
bahwa dilakukan karena perasaan takut akan hukuman yang akan
ditimpakan. Mereka percaya bahwa Allah dapat melakukan hal itu. Akan
tetapi pertobatan Niniwe menunjukkan kasih Allah yang besar kepada
ciptaan-Nya. Sulit untuk dimengerti manusia yang seringkali memakai
perhitungan sebelum berbagi kasih melalui tindakan kebaikan.
Merayakan kasih Allah menjadi sebuah kemenangan dan kemerdekaan dari
segala bentuk ketakutan sehingga pertobatan yang kita lakukan bukan
karena takut akan hukuman, tetapi syukur atas kasih Allah yang kita
terima. Pertobatan karena kasih Allah bukan hanya sebuah ungkapan
penyesalan tetapi diikuti dengan perubahan keseluruhan hidup yang
menjadikan Injil yaitu hidup benar sebagai pusat orientasinya. Mari
merespon kasih Allah dengan memberikan diri secara utuh dan
‘sempurna’ menjadi pengikut-Nya. Tindakan kasih adalah bukti dari
hidup pertobatan kita yang mengarahkan hidup pada tujuan menjadi
pengikut Yesus yang setia.
Tentu
saja kita tidak mampu jika mengandalkan diri sendiri. Tetapi berita
penghiburan untuk kita bahwa pertobatan adalah karya Ilahi. Jika
seseorang berkemauan dan bekerja sesuai kehendak Allah maka Allah
sendirilah yang bekerja dalam diri orang itu yang memampukan dan
memotivasi dia melakukan itu (Filipi 2:12). Selamat bertobat, percaya
dan mengikut Yesus, Guru dan Sahabat kita. Allah memampukan. Allah
Memberkati.
(disarikan
dari kotbah Sdri. Kristina Simaremare, 25 Januari 2015 oleh ks)
No comments:
Post a Comment