MENGUDUSKAN
DIRI DENGAN MENAATI FIRMAN TUHAN
Yohanes 2:13-22
Perikop
Yohanes 2:13-22 ini menceritakan suatu kejadian yang disebut dengan pembersihan
Bait Allah. Sekarang kita akan melihat alasan mengapa Tuhan Yesus marah dan
bertindak seperti itu. Paskah adalah pesta yang terbesar diantara pesta-pesta
orang Yahudi. Selain mereka yang tinggal diradius 20 Km sekitar Yerusalem,
orang-orang Yahudi diluar Palestina pun datang untuk ikut merayakannya. Karena
itu, kadang-kadang ada 2 ¼ juta orang yang berkumpul di Yerusalem. Ada semacam
pajak yang harus dibayar oleh setiap orang Yahudi berumur 19 tahun ke atas. Ini
adalah pajak Bait Allah. Pembayaran pajak ini sangat diperlukan agar
korban-korban dan upacara ritual harian di Bait Allah bisa tetap dilaksanakan.
Besarnya ½ shekel (Rp. 1.641, 54 untuk kurs sekarang; 1 shekel = Rp. 3.283,8).
Pada masa itu nilai/besarnya pajak ini sama dengan upah kerja 2 hari. Pajak ini
harus dibayar dengan uang logam shekel Galilea, atau dengan uang logam shekel
Bait Allah, karena uang logam asing dianggap tidak bersih. Menurut orang Yahudi
uang logam asing hanya dapat dipakai untuk membayar utang manusiawi, tetapi
tidak untuk membayar utang kepada Allah. Para peziarah Yahudi datang dari
seluruh dunia dengan bermacam uang logam. Oleh karena itu di halaman Bait Allah
pada waktu itu banyak sekali penukar uang. Persoalannya adalah, banyak dari
antara mereka yang tidak jujur, mengambil terlalu banyak, dan membuat peraturan
penukaran yang merugikan para peziarah.
Hal yang
membuat Tuhan Yesus marah adalah karena mereka juga memberlakukan peraturan
yang sama pada peziarah yang miskin. Tuhan Yesus marah melihat ketidakadilan
sosial yang mengatasnamakan agama ini.
Di
halaman Bait Allah ini juga terjadi ketidakadilan berkaitan dengan penjualan
ternak atau binatang untuk persembahan korban. Pada waktu itu perkunjungan
orang Yahudi termasuk para peziarah dari luar Palestina, ke Bait Allah juga
dalam rangka kunjungan untuk mempersembahkan korban.
Hal lain
yang membuat marah Tuhan Yesus terungkap dalam kata-kata-Nya dalam kitab Markus
11:17 (bad. Matius 23:13 atau Lukas 19:46) “Bukankah
ada tertulis : Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa? Tetapi kami
ini telah menjadikannya sarang penyamun!”.
Selanjutnya, mengenai pernyataan Tuhan Yesus dalam Yohanes 2:19: “Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya
kembali.” Bisa dimaksudkan bahwa kedatanganNya telah mengakhiri cara ibadah
kepada Allah yang dibuat dan diatur oleh tangan manusia, dan menggantinya
dengan ibadah rohani. Kedatangan-Nya berarti berakhirnya semua upacara imamat
serta korban binatang, dan menggantinya dengan pendekatan langsung kepada Allah
yang tidak memerlukan bait suci buatan manusia, upacara asap dupa dan
persembahan korban yang dilakukan oleh tangan manusia. Dia datang untuk menunjukkan satu jalan yang
membawa orang kepada Allah, tanpa memerlukan Bait suci. Yohanes, yang memahami
perkataan Tuhan Yesus sebagai nubuatan
tentang kebangkitan-Nya, mengajarkan bahwa seluruh dunia akan menjadi bait suci
setelah Yesus bangkit dan dibebaskan dari keadaan jasmaniah-Nya, dan hadir
dimana-mana, menyertai orang dimana-mana sampai akhir dunia.
(diambil dari buku Dian Penuntun edisi 19 hal.181-183)
No comments:
Post a Comment