Sunday, April 12, 2015

Ringkasan Khotbah - 05 April 2015

KUASA KEBANGKITAN KRISTUS YANG MENGUBAHKAN

Kubler-Ross dalam bukunya Death and Dying menjelaskan tentang tahap-tahap kedukaan yang dialami oleh seseorang saat ditinggalkan oleh orang-orang yang mereka kasihi. Menurutnya ada 5 tahap kedukaan yang dilewati seseorang, antara lain: Tahap Penyangkalan (Denial), Tahap Marah (Anger), Tahap Tawar-Menawar (Bargaining), Tahap Depresi (Depression) dan Tahap Penerimaan (Acceptance).
Melihat kondisi yang dialami oleh kedua murid Yesus yang berjalan ke Emaus, mereka sedang dalam keadaan terpukul. Mereka tidak menyangka bahwa Yesus guru mereka  mati dengan cara yang mengenaskan. Guru yang mereka anggap sebagai nabi dan pemimpin, yang mereka harapkan mampu membebaskan mereka dari tangan penjajahan Romawi, telah mati tersalib. Mereka terpukul, sedih, dan tidak percaya bahwa Yesus telah mati disalibkan. Di sini mereka berada pada tahap pertama dalam kedukaan, yaitu Tahap Penyangkalan (Denial).
Mereka bahkan dibingungkan dengan kisah beberapa murid yang datang ke kubur Yesus dan tidak menemukan jenasahnya. Saat itu, muncul isu yang disebarkan oleh orang-orang Yahudi, bahwa jenasah Yesus dicuri saat serdadu-serdadu penjaga makan sedang tidur. Mereka putus asa, bingung, putus asa, putus harapan, dan terkungkung dalam kesedihan.
Dalam kondisi itu, mereka memutuskan untuk pulang ke Emaus. Dalam perjalanan mereka tidak menyadari ada Yesus yang berjalan bersama dengan mereka. Bahkan Yesus menegor mereka dengan keras dengan sebutan orang bodoh. Namun mereka tidak menyadari ada Yesus yang telah bangkit, ikut berjalan bersama mereka. Yesus adalah orang asing bagi mereka. Ada sesuatu yang menghalangi mereka.
Baru setelah Yesus diajak kedua murid itu untuk menginap di rumah mereka dan makan bersama dengan mereka, saat Yesus mengucap berkat dan memecah roti, mereka sadar bahwa orang asing yang berjalan dengan mereka adalah Yesus. Yesus telah bangkit, kebangkitannya bukan lagi isu, kebangkitannya nyata. Kedua murid itu menjadi saksi kebangkitanNya. Saat itu juga dukacita berubah menjadi sukacita, putus asa menjadi berkobar-kobar, kehilangan harapan menjadi penuh harapan. Jenasah Yesus bukan dicuri, tetapi Yesus telah bangkit. Kuasa kebangkitan Kristus mengubahkan hidup manusia yang percaya kepadaNya.
Apa yang dialami oleh kedua murid Yesus yang berjalan ke Emaus, mencerminkan juga kehidupan orang percaya saat ini. Dimana banyak orang berharap ikut Yesus pasti mujur, pasti banyak berkat, pasti sukses, pasti pergumulannya ringan. Tetapi ketika kenyataannya berbeda dengan yang dia harapkan, ternyata banyak pergumulan yang dia hadapi, bisnis bermasalah, keluarga bermasalah, pergumulan datang bertubi-tubi, dia mulai kecewa ikut Yesus. Dia mempertanyakan kebenaran Tuhan meragukan kasih Tuhan dalam hidupnya.
Perhatikanlah, pada saat kedua murid di Emaus itu mengundang Yesus mengundang ke rumahnya dan mengajak Yesus makan bersama, mereka akhirnya menyadari bahwa orang yang dianggap asing bagi mereka adalah Yesus, Guru mereka yang telah bangkit. Pertanyaannya sekarang adalah, apakah kita sudah sungguh-sungguh mengajak Yesus masuk ke dalam hidup kita? Atau selama ini kita hanya berjalan bersama dengan Yesus namun masih menganggapNya sebagai orang asing? Marilah kita renungkan!
Yesus bukanlah pribadi yang mau menguasai hidup kita, melainkan Dialah yang memiliki hidup kita tatkala kita percaya kepadaNya. Undanglah Yesus masuk ke dalam hati kita dan biarkan dia mengisi ruang kosong yang selama ini kita rasakan. Biarlah Yesus memiliki hidup kita dan pecayalah pada kuasaNya. Jika kuasa Yesus mampu mengubah hidup dua orang muridNya yang berjalan ke Emaus, maka kuasa yang sama juga mampu mengubah hidup kita.
Ketika Yesus menjadi pemilik hidup kita, maka Roh Kudus akan memampukan kita melihat karya Tuhan di tengah badai kehidupan yang kita alami. Kita akan mampu melihat kasih dan penyertaan Tuhan, mampu melihat berkat-berkat yang hadir tanpa kita meminta kepadaNya, mampu melihat rencana Tuhan pasti indah pada waktunya. Kini, mari kita undang Yesus masuk dalam hidup kita, menyatu dan tanpa sekat. Kiranya kasih Tuhan senantiasa menyertai kita. Amin.

(Disarikan dari Kotbah Sdr. Adi Netto Kristanto, Minggu 5 April 2015, ANK )

No comments:

Followers

Terima Kasih Atas Kunjungan Anda


Kami Kerjalayan Kesehatan Anda

Kami Kerjalayan Kesehatan Anda