KARYA ROH
KUDUS BAGI DUNIA
Injil Yohanes
mempunyai cara yang khas dengan meletakkan pada konteks yang berbeda kisah
Kenaikan Tuhan Yesus ke surga, dan peristiwa pengaruniaan Roh Kudus kepada para
murid. Secara spiritual Yesus kembali kepada Bapak-Nya di sorga tetapi secara kasat mata Ia mati setelah menderita
di kayu salib. Ia ditinggikan dan dimuliakan di sini dan hal ini menjadi
sesuatu yang sangat dia dambakan dan rindukan. Bagi Yesus menderita dan mati di
salib adalah pemuliaan yang diterima-Nya dalam rangka pengorbanan-Nya demi
kasih Bapak-Nya kepada dunia berdosa ini. Dia menjalaninya tidak dengan takut,
gentar dan kuatir tetapi dengan ketaatan penuh kepada Bapak-Nya, tegar, gagah
berani dan dengan rela. Tidak ada satu pun yang bisa menghalangi-Nya.
Kisah
Yohanes yang ditujukan kepada umat Kristen di dekade terakhir abad pertama
Masehi yang tidak mengenal Yesus secara jasmaniah mau menyatakan kepada mereka
satu realita bahwa sebagai ‘saksi-saksi korban’ dari kebaikan dan kasih Allah
di dalam Yesus Kristus mereka harus ‘menyaksikan kasih dan kebaikan’ itu pada
masa mereka bahkan bila mereka juga mengalami nasib yang sama dengan Guru dan
Tuhan mereka, dihambat, dan dianiaya.
Roh Kudus – yang
diberi sebutan khas ‘parakletos’ –
diberikan kepada para murid ‘sesaat’ sesudah Ia bangkit dalam kondisi para
murid yang ketakutan menjadi penggenapan
dari janji yang diberikan menjelang Yesus ditangkap, jadi hanya berjarak
sekitar empat hari saja (!). Apa saja fungsi Roh Kudus yang disebut sebagai ‘parakletos’. Secara hurufiah ‘parakletos’ berarti ‘orang yang berada
di sisi seseorang dan bertindak mewakili orang tersebut. Kata ini berasal dari
dunia peradilan, kita biasa mengenalnya sebagai ‘advokat’ atau ‘penasihat hukum’. Apa peran yang dijalankan-Nya?
1.
Merujuk pada Yoh 20:23 maka Roh
itu berperan menghapuskan dosa, artinya menyadarkan orang sampai yang
bersangkutan mengakui dosa dan diampuni. Para murid Yesus adalah ‘saksi-saksi
korban’ pengampunan Yesus dan sekarang juga mesti meneruskannya,
2.
Parakletos – dalam bahasa
Indonesia diterjemahkan ‘penghibur’ 15:26,16:7 – lebih tepat kebanyakan
terjemahan dalam bahasa Inggris ‘comforter’.
‘comforter’ berasal dari gabungan dua
kata Latin ‘con’ – bersama, dan ‘forte’ yang artinya ‘kuat’. ‘comforter’ kalau begitu adalah sosok
yang berada bersama dengan seseorang untuk menguatkan, mendukung, mendorong,
mengangkat, memberi semangat kepada orang yang membutuhkannya. Roh Kudus adalah
Roh Yesus yang bangkit sendiri yang berada di dalam diri orang yang
mengimani-Nya dan memberikan semangat, kekuatan, dukungan atau support kepada para murid yang mesti
bersaksi itu. Perhatikan di Kisah Para Rasul para murid yang gagah berani,
percaya diri, tidak takut menjadi saksi bagi Kristus setelah peristiwa
Pentakosta di mana mereka menerima Roh Kudus itu.
3.
Parakletos itu pula yang menstimulasi para
murid untuk terus menyatakan ‘kasih’ kepada Tuhan dalam bentuk ketaatan, mau
pun kepada diri sendiri dan ... dunia ini. Kasih diwujudnyatakan sebagai bahasa
universal yang bisa dipahami, dirasakan, dan dialami oleh semua kalangan, siapa
pun dan dari mana pun mereka.
4.
Dalam kaitan dengan Persembahan
Syukur Tahunan, Roh itu mendorong para murid menjadi ‘para saksi korban kasih
Kristus’ yang baik dengan ikut mengambil bagian dalam pekerjaan-pekerjaan
pelayanan-Nya melalui gereja Tuhan.
(disarikan dari
kotbah Pdt. Samuel Santoso tg. 24 Mei 2015
oleh ss)
No comments:
Post a Comment