DIKUDUSKAN
DALAM KEBENARAN FIRMAN
Tidak diragukan, kasih Yesus kepada
murid-murid-Nya sangat besar. Dari pemanggilan, penghimpunan, pengajaran,
sampai dengan pengutusan murid-murid-nya, Yesus, Sang Guru dan Tuhan, adalah
Sahabat yang baik bagi murid-murid-Nya. Yesus membuka diri-Nya, dan menyatakan diri-Nya sebagai “jalan
dan kebenaran dan hidup” (Yoh. 14:6) bagi mereka yang dikasihi-Nya. Bahkan, Dia
pun rela mengurbankan Diri-Nya agar sahabat-sahabat-Nya terlepas dari kuasa
dosa, dan berolah hidup yang abadi. Kata Yesus, “Tidak ada kasih yang lebih
besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya”
(Yoh. 15:13)
Besarnya kasih Yesus tergambar dalam
doa-Nya untuk para murid-Nya. Doa menjelang perpisahan dengan murid-murid-Nya
itu menegaskan relasi yang akrab antara Yesus, Sang Anak, dan Allah Bapa. Tidak
hanya itu, kalimat demi kalimat yang Dia panjatkan juga mengungkapkan bahwa Dia
berelasi dekat dengan murid-murid-Nya. Yesus menaruh harapan kepada Bapa-Nya,
agar para murid hidup dalam satu persekutuan kasih dan dikuduskan dalam
kebenaran firman.
Pada Minggu Paska VII, menjelang Hari
Raya Pentakosta, hari turunnya Roh Kudus, yang mengawali kesaksian jemaat
mula-mula, umat diajak untuk menghayati doa Tuhan Yesus yang penuh kasih untuk
murid-murid-Nya. Dengan penghayatan ini, umat pun pada gilirannya mau hidup
sesuai dengan harapan Yesus, yaitu “dikuduskan dalam kebenaran firman”. Umat dapat memulainya dengan belajar taat
kepada firman Allah di tengah kehidupannya sehari-hari. Seperti dinyatakan
penulis Mazmur 1, orang yang kesukaannya firman Allah, “Ia seperti pohon yang
ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang
tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil” (Maz. 1:3). Jadi, dengan
menghayati doa Tuhan Yesus pada Minggu Paska VII ini, umat diharapkan semakin
menyadari pentingnya Roh Kudus dalam hidup agar mereka sungguh “dikuduskan
dalam kebenaran firman”.
(Diambil dari buku
Dian Penuntun, edisi 19 hal. 309-310)
No comments:
Post a Comment