Saturday, August 1, 2015

Ringkasan Khotbah - 26 Juli 2015

Kasih Allah Melampaui yang Didoakan dan Dipikirkan
Efesus 3:14-21

Kasih Allah dalam tema ini berfungsi sebagai Subjek yang bersumber pada diri Allah. Di dalam Kristus, sifat kasih Allah bersifat ilahi dan vertikal, sekaligus manusiawi dan horizontal. Dalam pemikiran Konfusius juga mengenal kasih yang disebut dengan Jen atau Ren

Makna Jen atau Ren berarti: welas-asih, kemanusiaan, dan kebajikan. Seseorang disebut sungguh-sungguh manusia apabila hidupnya diresapi oleh Jen atau Ren. Bukankah ajaran Konfusius tersebut punya kemiripan dengan iman Kristen? 

Namun sesungguhnya iman Kristen memiliki cakupan makna kasih yang lebih dalam, sebab bersumber pada manifestasi kasih Allah yang dinyatakan dalam Kristus. Jadi Kristus adalah wujud riil dari Jen atau Ren. Kristus adalah manusia yang sempurna tanpa dosa (Ibr. 4:15). Karena itu melalui Kristus, umat mampu mengenal Allah dan menyembah-Nya. 

Di Efesus 3:14 Rasul Paulus menyatakan sujud menyembah kepada Bapa dalam konteks kemuliaan di dalam Kristus (Ef. 3:21).
Ada tiga dimensi doa yang Paulus panjatkan di dalam nama Kristus kepada Allah Bapa, yaitu:
1.    Doa untuk menguatkan dan meneguhkan umat;
2.  Doa memperluas cakupan kehidupan agar semakin lebar, panjang, tinggi, dan dalam;
3.    Doa membawa kita mengalami kepenuhan Allah.
Dimensi pertama adalah doa berfungsi memperkuat akar rohani kita di tengah-tengah perubahan, godaan, dan kecenderungan dunia yang saat ini dilanda oleh post-modernisme
Ciri dari post-modernisme adalah merelatifkan semua nilai, tidak ada kebenaran yang mutlak, tidak ada ketunggalan makna tetapi keserbaragaman makna. Dalam situasi demikian doa dibutuhkan untuk mempersekutukan diri kita dalam relasi keluarga di sorga dan di bumi, sehingga umat tidak mengalami perasaan sendiri dan kosong. 

Dimensi kedua adalah doa memampukan kita berpikir utuh dan luas, tidak dangkal dan tidak fanatik. Kita perlu memiliki cara berpikir yang komprehensif yaitu hikmat. 

Dimensi ketiga adalah doa menghantar kita mengalami persekutuan kasih dengan Allah, sehingga melalui Kristus yang bangkit, kita dianugerahi kepenuhan Allah. Melalui Kristus, hidup kita dipermuliakan sehingga serupa dengan Dia dalam kemuliaan-Nya.
Dengan melakukan doa yang didasari oleh iman dan tindakan yang mempermuliakan Allah, maka dengan rahmat-Nya Allah akan melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan dan pikirkan. Sebab Allah mengerti keterbatasan dan kelemahan kita dalam berdoa. Tetapi Allah senantiasa memberikan yang melampaui dari yang kita harapkan dan pikirkan asalkan makna persekutuan kita dengan Dia tidak sebatas doa-doa dalam kebaktian dan kegiatan-kegiatan rutin. Allah menghendaki kehidupan spiritualitas doa kita berakar pada kedalaman, keluasan, dan pijakan akar yang kokoh. Karena itu seharusnya doa menjadi nafas hidup kita yang meresapi setiap aspek kegiatan di manapun kita berada. Bagaimana dengan kehidupan spiritualitas doa Saudara?


(Disarikan dari kotbah Pdt. Yohannes Bambang Mulyono pada hari Minggu, 26 Juli’15)

No comments:

Followers

Terima Kasih Atas Kunjungan Anda


Kami Kerjalayan Kesehatan Anda

Kami Kerjalayan Kesehatan Anda