Friday, October 2, 2015

Ringkasan Khotbah - 27 September 2015

DOSA PENGHALANG KEBAIKAN

Dikalangan para netters (istilah untuk mereka yang gemar berselancar di dunia maya atau internet), nama permainan CoC atau Clash of Clans tentu tidak asing lagi. Permainan CoC pada dasarnya dapat dikategorikan sebagai game online, yang dapat menghubungkan para pemain CoC (dari berbagai tempat, bahkan negara) pada waktu yang bersamaan. Dalam permainan tersebut, kita dapat membangun rumah disertai alat pertahanan yang diperlukan, seperti archer tower, cannon, mortat, wizard tower atau hidden tesla. Kitapun dapat menaruh beberapa bom dan jebakan untuk melumpuhkan lawan. Tidak lupa, kitapun dapat membangun tembok disekeliling rumah kita untuk menghalangi gerak lawan. Tembok tersebut dapat ditingkatkan kualitasnya (di-upgrade) untuk memperkuat kemampuannya menghalangi gerak lawan.

Apa hubungannya game CoC dengan materi atau topik kotbah hari ini? Ternyata, yang namanya suatu penghalang (yang dalam CoC berbentuk tembok, bom, dan jebakan) ternyata bisa menjadi sesuatu yang membantu, dalam hal ini membantu pertahanan atau memperlambat gerakan lawan. Contoh lainnya, di pesisir timur laut Australia, terdapat Great Barrier Reff, sebuah kumpulan batu karang yang dapat menghalangi atau memecah ombak sebelum tiba di pesisir timur pantai Australia.

Namun, di sisi lain, betapa kerap yang namanya penghalang itu menghadirkan sesuatu yang negatif bagi kita, dan yang merintangi kita untuk bertumbuh. Rumput liar, yang tumbuh dihalaman rumah kita, bisa menekan atau menghalangi pertumbuhan tanaman lain yang kita pelihara. Karena itu, rumput liar harus kita siangi atau cabut akarnya.

Dalam kehidupan beriman, kita pun dapat mengenali penghalang bagi dua manfaat seperti diatas. Disatu sisi, kita dapat menggunakan perisai iman untuk “memadamkan panah api dari si jahat” (lih.Efesus 6:16). Bukankah perisai berguna untuk menghalangi? Namun, disisi lain, ada penghalang yang berdampak buruk bagi kita, dan karenanya perlu terus menerus kita sadari dan kritisi, yakni dosa. Apa yang disampaikan oleh Kitab Yesaya 59:2 menjadi firman yang layak untuk direnungkan:

“tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.”

Dikatakan “ pemisah”. Itu berarti sesuatu yang memisahkan, menghalangi. Dan, dinyatakan dengan tegas bahwa kejahatan atau dosalah yang menyebabkan kita terpisah dari Allah. Bagian Alkitab lainnya juga menegaskan bahwa hubungan kita dengan Allah dapat memiliki penghalang. Surat 1 Petrus 3:7 mengingatkan bahwa dalam relasi antara suami-istri, sikap yang penuh kasih dan hormat menjadi penting agar doa (suami) tidak terhalang. Penghalang lainnya yang perlu dicermati adalah keengganan untuk mengampuni orang. Yesus berkata, “Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu” (Matius 6:15;bnd. Matius 18:35). Sehubungan dengan hal-hal diatas, maka menjadi penting bagi kita untuk mengingatkan umat agar tidak memandang remeh dosa. Sebab, ia bisa menjadi penghalang bagi karunia Allah bagi kita.

 (Diambil daribuku Dian Penuntun edisi 20 hal.167-169)

No comments:

Followers

Terima Kasih Atas Kunjungan Anda


Kami Kerjalayan Kesehatan Anda

Kami Kerjalayan Kesehatan Anda