DOSA PENGHALANG KEBAIKAN
Dikalangan para netters
(istilah untuk mereka yang gemar berselancar di dunia maya atau internet),
nama permainan CoC atau Clash of Clans
tentu tidak asing lagi. Permainan CoC pada dasarnya dapat dikategorikan sebagai
game online, yang dapat menghubungkan
para pemain CoC (dari berbagai tempat, bahkan negara) pada waktu yang
bersamaan. Dalam permainan tersebut, kita dapat membangun rumah disertai alat
pertahanan yang diperlukan, seperti archer
tower, cannon, mortat, wizard tower atau
hidden tesla. Kitapun dapat menaruh beberapa bom dan jebakan untuk
melumpuhkan lawan. Tidak lupa, kitapun dapat membangun tembok disekeliling
rumah kita untuk menghalangi gerak lawan. Tembok tersebut dapat ditingkatkan
kualitasnya (di-upgrade) untuk
memperkuat kemampuannya menghalangi gerak lawan.
Apa hubungannya game
CoC dengan materi atau topik kotbah hari ini? Ternyata, yang namanya suatu
penghalang (yang dalam CoC berbentuk tembok, bom, dan jebakan) ternyata bisa
menjadi sesuatu yang membantu, dalam hal ini membantu pertahanan atau
memperlambat gerakan lawan. Contoh lainnya, di pesisir timur laut Australia,
terdapat Great Barrier Reff, sebuah
kumpulan batu karang yang dapat menghalangi atau memecah ombak sebelum tiba di
pesisir timur pantai Australia.
Namun, di sisi lain, betapa kerap yang namanya
penghalang itu menghadirkan sesuatu yang negatif bagi kita, dan yang merintangi
kita untuk bertumbuh. Rumput liar, yang tumbuh dihalaman rumah kita, bisa
menekan atau menghalangi pertumbuhan tanaman lain yang kita pelihara. Karena
itu, rumput liar harus kita siangi atau cabut akarnya.
Dalam kehidupan beriman, kita pun dapat mengenali
penghalang bagi dua manfaat seperti diatas. Disatu sisi, kita dapat menggunakan
perisai iman untuk “memadamkan panah api dari si jahat” (lih.Efesus 6:16).
Bukankah perisai berguna untuk menghalangi? Namun, disisi lain, ada penghalang
yang berdampak buruk bagi kita, dan karenanya perlu terus menerus kita sadari
dan kritisi, yakni dosa. Apa yang disampaikan oleh Kitab Yesaya 59:2 menjadi
firman yang layak untuk direnungkan:
“tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan
Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri
terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.”
Dikatakan “ pemisah”. Itu berarti sesuatu yang
memisahkan, menghalangi. Dan, dinyatakan dengan tegas bahwa kejahatan atau
dosalah yang menyebabkan kita terpisah dari Allah. Bagian Alkitab lainnya juga
menegaskan bahwa hubungan kita dengan Allah dapat memiliki penghalang. Surat 1
Petrus 3:7 mengingatkan bahwa dalam relasi antara suami-istri, sikap yang penuh
kasih dan hormat menjadi penting agar doa (suami) tidak terhalang. Penghalang
lainnya yang perlu dicermati adalah keengganan untuk mengampuni orang. Yesus
berkata, “Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan
mengampuni kesalahanmu” (Matius 6:15;bnd. Matius 18:35). Sehubungan dengan
hal-hal diatas, maka menjadi penting bagi kita untuk mengingatkan umat agar
tidak memandang remeh dosa. Sebab, ia bisa menjadi penghalang bagi karunia
Allah bagi kita.
(Diambil
daribuku Dian Penuntun edisi 20 hal.167-169)
No comments:
Post a Comment