Saturday, January 16, 2016

Ringkasan Khotbah - 10 Januari 2016

KETIKA YESUS JUGA DIBAPTISKAN
Lukas 3:15-17, 21-22

Baptisan Tuhan Yesus adalah penegasan ulang akan kesediaan Allah menerima dan mengasihi manusia.

Tubuh manusia seringkali dimusuhi karena dianggap sebagai penjara yang menghalangi jiwa yang murni untuk dapat menjumpai Yang Ilahi. Tubuh manusia juga sering kali dianggap sebagai tempat berkuasanya segala macam roh binatang yang buas, berbahaya dan tak tertaklukan.
Tak heran jika kemudian muncul kebiasaan mendera tubuh dengan lecut atau kebiasaan untuk melemahkan tubuh, dengan cara tidak memberinya makanan. Dengan melemahnya tubuh, diharap jiwa yang murni menjadi kuat dan dapat mencapai Allah. Sayangnya, upaya sekeras apa pun yang dilakukan dalam mendera tubuh tidak menyebabkan jiwa bisa menjangkau Yang Ilahi itu.

Tuhan Yesus, memilih tinggal dalam dunia bersama manusia dengan 'mengenakan' tubuh manusia. Tubuh yang oleh manusia sendiri begitu dimusuhi dan dibenci karena potensi jahat yang dimilikinya. Memilih 'mengenakan' tubuh manusia adalah sebuah tindakan radikal Allah untuk mengatakan bahwa Ia mengasihi manusia.

Dalam baptisan Tuhan Yesus, kasih Allah itu kembali ditegaskan. Lukas mengatakan, "Langit terbuka"... sebuah simbol betapa Yang Ilahi itu bersedia merendahkan DiriNya, membungkuk untuk menyapa yang ada di kolong sorga.

"Inilah Anak yang Kukasihi..."
Sapaan Allah kepada Tuhan Yesus tepat disampaikan pada suatu keadaan dimana Yesus 'mengenakan' tubuh manusia. Ini adalah sebuah pengulangan betapa Allah bertekad untuk menerima dan tetap mengasihi manusia dengan segala potensi yang ada pada dirinya. Termasuk potensi untuk memilih tunduk terhadap tarikan menjauhi Allah. Allah tidak takut mencintai manusia. Ia tidak kuatir dengan pengkhianatan yang mungkin saja dilakukan manusia terhadapNya.

Baptisan Tuhan Yesus ini juga hendaknya mengingatkan kita bahwa Allah bersedia mencintai kita dengan segala potensi yang ada pada diri kita.

Sekarang Manusia Yesus menjadi cermin bagi kita, bagaimana dengan tubuh (yang berpotensi berbuat jahat), Ia memilih untuk menundukannya pada kehendak Allah. Pada Manusia Yesus kita bisa belajar bagaimana mempergunakan tubuh kita untuk mengerjakan hal-hal yang baik yang dikehendaki Allah.

Kita mampu melakukannya karena ROH yang ada pada Yesus, ada pada kita juga. Sambil terus mengingat akan identitas kita sebagai anak-anak Allah.


(Ringkasan dari kotbah, Pdt. Evelyne Yudiarti, Minggu, 10 Jan’16 oleh EY)

No comments:

Followers

Terima Kasih Atas Kunjungan Anda


Kami Kerjalayan Kesehatan Anda

Kami Kerjalayan Kesehatan Anda