KETIKA YESUS
JUGA DIBAPTISKAN
Lukas 3:15-17,
21-22
Baptisan
Tuhan Yesus adalah penegasan ulang akan kesediaan Allah menerima dan
mengasihi manusia.
Tubuh
manusia seringkali dimusuhi karena dianggap sebagai penjara yang
menghalangi jiwa yang murni untuk dapat menjumpai Yang Ilahi. Tubuh
manusia juga sering kali dianggap sebagai tempat berkuasanya segala macam roh
binatang yang buas, berbahaya dan tak tertaklukan.
Tak
heran jika kemudian muncul kebiasaan mendera tubuh dengan lecut
atau kebiasaan untuk melemahkan tubuh, dengan cara tidak memberinya
makanan. Dengan melemahnya tubuh, diharap jiwa yang murni menjadi kuat dan
dapat mencapai Allah. Sayangnya, upaya sekeras apa pun yang dilakukan dalam
mendera tubuh tidak menyebabkan jiwa bisa menjangkau Yang Ilahi itu.
Tuhan
Yesus, memilih tinggal dalam dunia bersama manusia dengan 'mengenakan' tubuh
manusia. Tubuh yang oleh manusia sendiri begitu dimusuhi dan dibenci karena
potensi jahat yang dimilikinya. Memilih 'mengenakan' tubuh manusia adalah sebuah
tindakan radikal Allah untuk mengatakan bahwa Ia mengasihi manusia.
Dalam
baptisan Tuhan Yesus, kasih Allah itu kembali ditegaskan. Lukas mengatakan,
"Langit terbuka"... sebuah simbol betapa Yang Ilahi itu bersedia
merendahkan DiriNya, membungkuk untuk menyapa yang ada di kolong sorga.
"Inilah
Anak yang Kukasihi..."
Sapaan
Allah kepada Tuhan Yesus tepat disampaikan pada suatu keadaan dimana Yesus
'mengenakan' tubuh manusia. Ini adalah sebuah pengulangan betapa Allah bertekad
untuk menerima dan tetap mengasihi manusia dengan segala potensi yang ada pada
dirinya. Termasuk potensi untuk memilih tunduk terhadap tarikan menjauhi Allah.
Allah tidak takut mencintai manusia. Ia tidak kuatir dengan pengkhianatan yang
mungkin saja dilakukan manusia terhadapNya.
Baptisan
Tuhan Yesus ini juga hendaknya mengingatkan kita bahwa Allah bersedia mencintai
kita dengan segala potensi yang ada pada diri kita.
Sekarang
Manusia Yesus menjadi cermin bagi kita, bagaimana dengan tubuh (yang berpotensi
berbuat jahat), Ia memilih untuk menundukannya pada kehendak Allah. Pada
Manusia Yesus kita bisa belajar bagaimana mempergunakan tubuh kita untuk
mengerjakan hal-hal yang baik yang dikehendaki Allah.
Kita
mampu melakukannya karena ROH yang ada pada Yesus, ada pada kita juga. Sambil
terus mengingat akan identitas kita sebagai anak-anak Allah.
(Ringkasan
dari kotbah, Pdt. Evelyne Yudiarti, Minggu, 10 Jan’16 oleh EY)
No comments:
Post a Comment