BACALAH
DAN DENGARLAH
Lukas
4:14-21
Pada dasarnya Epifani ditampilkan melalui
kehadiran Allah pada pengalaman membaca Alkitab dan mendalaminya.
Membaca
Alkitab dalam banyak hal sudah menjadi rutin kesalehan pada dirinya sendiri
belum secara otomatis membawanya kepada pendalaman yang seharusnya dan
perjumpaan dengan Tuhan.
Khususnya ketika banyak orang membaca Alkitab dengan
bantuan renungan-renungan tiap hari yang sudah jadi. Ini merupakan upaya yang
baik tentu saja.
Namun sedalamnya hal yang baik itu, yang memberikan input lebih banyak, tetapi pada proses
tertentu justru menghalangi orang percaya mendapatkan output otentik dari “suara” atau berita Firman itu sendiri.
Tema
ini mau mendorong jemaat untuk membaca dan mendengar Firman Allah melalui
pembacaan Alkitab dan tidak mempersamakannya dengan sumber-sumber lainnya.
Perikop-perikop hari ini memperlihatkan
bagaimana pembacaan Alkitab menampilkan Epifani Tuhan kepada para pendengar
yang berlain-lainan, serta dinamika spiritual yang mendasarinya.
Seringkali
tujuan-tujuan Kristiani diupayakan tanpa pangkal atau landasan yang mendalam.
Oleh sebab itu berinteraksi dengan Firman Tuhan itu sendiri menjadi lebih
penting daripada sumber refleksi manapun.
Hanya dengan “Bacalah dan Dengarlah”
atau membaca dan mendengarkan Firman itu sendiri, maka nilai-nilai dan
aksi-aksi Kristiani akan mewujud-nyata. Dengan proses itulah tema ini ingin
meraih tujuan “umat memberi diri dipandu firman Tuhan untuk mewujudkan
kebenaran dan keadilan bagi seluruh bangsa di mana belas kasih dan pengampunan
menjadi bagiannya.
(diambil dari buku Dian Penuntun edisi 21
hal. 105-106)
No comments:
Post a Comment