KRISTUS
DATANG UNTUK MEMBAWA PEMISAHAN?
Mengapa Kristus datang untuk membawa
pemisahan? Apa yang dipisahkan? Mari kita memperhatikan empat hal ini.
Ingat Kepada Allah,
Membawa Pada Kebenaran Sejati
Kita tentu pernah mendengar sebutan KW untuk
barang tertentu. Istilah ini artinya kualitas untuk barang yang bukan asli.
Banyak barang KW. Sepatu, tas, parfum dan lainnya. Makin besar KW-nya: KW 1, 2,
dst, semakin abal-abal kwalitasnya.
Lawan dari barang KW disebut barang Ori,
kependekan dari original (asli!). Saya tidak mau berbicara tentang barang KW Vs
Ori. Saya ingin mengajak memperhatikan kualitas iman kita kepada Allah. Iman
yang asli atau palsu. Sebagai umat Allah harus memiliki iman yang asli. Jangan
KW.
Kualitas yang original/asli sebagai umat
Allah adalah jika kita memiliki iman yang teguh. Iman yang tidak mudah
digoyahkan kenyataan kehidupan yang berat. Kualitas iman yang KW adalah iman
yang mudah goyah. Tidak mempunyai kekuatan dalam menjalani kehidupan.
Pada bacaan I dikisahkan kehidupan umat
Allah saat itu penuh kejahatan, jauh dari kehendak Allah. Dalam situasi yang
sulit seharusnya makin mengandalkan Allah. Justru sebaliknya mereka mengandalkan
bangsa lain, bahkan ikut
menyembah yang bukan Allah.
Keadaan ini bertambah parah dengan hadirnya
banyak nabi palsu. Nabi yang seharusnya menyatakan kehendak Allah malah
menyesatkan umat dengan ajarannya yang menyimpang dari kehendak Allah. Yang
penting hidup senang.
Menanggapi keadaan tersebut maka Allah
menyatakan bahwa diriNya mengetahui segala tentang ciptaanNya (baca Yeremia
23:23!). Oleh karena itu umatNya perlu memahami kehendakNya membawa sukacita.
Maka jangan mudah disesatkan ajaran
palsu, jadikan Firman Allah sebagai kekuatan (baca:Yeremia 23:29!).
Firman Allah akan membakar dan memurnikan
kehidupan umatNya. Selanjutnya akan menghancurkan ketakutan, kekecewaan dan
banyak perasaan yang perasaan lain yang
melemahkan iman kita. Semoga Allah menjadi pribadi pertama yang kita jumpai
saat dalam pergumulan. Setelah “Ingat kepada Allah, membawa pada kebenaran
sejati maka kita dapat memiliki hal yang kedua, yaitu M!
Mantap Memiliki
Identitas Sebagai Pengikut Kristus.
Gajah mati meninggalkan? Harimau mati
meninggalkan? Orang mati meninggalkan? Manusia mati akan meninggalkan nama baik
atau nama buruk. Ini akan dikenang sepanjang masa. Meskipun kita sudah tidak
ada. Kira-kira apa yang orang lain ingat tentang diri kita? Baik/Buruk? Mantap
memiliki identitas sebagai pengikut Kristus akan membawa dampak yang baik dalam
kehidupan kita.
Bacaan ke II memperlihatkan kesaksian iman
tokoh – tokoh Alkitab. Kata Iman jika
dilihat dari bahasa Ibrani menggunakan kata: Aman. Maknanya sesuatu yang kuat
dan kokoh dijadikan pegang. Seorang yang benar – benar beriman, ia akan
berpegang teguh pada yang diyakininya itu.
Iman kepada Yesus Kristus dengan
sungguh-sungguh dapat membedakan Pengikut Kristus yang Ori dan KW. Ori jika
kita sungguh-sungguh mengikuti kehendakNya. Setia kepadaNya. Maka kita diutus
untuk: Jadilah saksi Kristus! Iman bukan
sekedar konsep, namun mempengaruhi tindakan nyata. Apa yang kita imani akan
mewarnai kehidupan kita. Dengan hidup menuruti kehendak Kristus, maka kita
dipisahkan dari orang yang tidak mengikuti kehendakNya.
Sudahkah orang lain melihat kita sebagai
saksi Kristus ? (baca: Ibrani 12:1-2!)
Kenyataannya kehidupan tidak semudah yang
kita harapkan. Setelah kita berusaha hidup menurut identitas Kristiani, tapi
tetap saja masih harus berjuang dalam kehidupan ini. Untuk itu lanjutkan pada
langkah yang ketiga, Yaitu A!
Arahkanlah Hatimu Kepada Tuhan
Menjadi saksi Kristus membuat kita
sungguh-sungguh memperhatikan kehidupan sesuai dengan kehendakNya. Orang yang
menjadi saksi dalam persidangan, berarti bukan orang sembarangan. Ia dianggap
mampu untuk menyatakan kebenaran. Jadi jika kita dipanggil untuk menjadi saksi
Kristus maka kita harus menjalaninya dengan sungguh-sungguh.
Arahkanlah hatimu kepada Tuhan! Itu adalah
janji sekaligus tekad yang bulat untuk merasakan kuasa Allah dalam kehidupan
nyata. Maka sudah seharusnya kita menyatakan Kristus dalam kehidupan nyata.
Jangan gentar jika kenyataan kehidupan tidak seperti yang kita harapkan.
Tetaplah percaya pada kuasa Allah (baca: Mazmur 82:1-2).
Percaya sepenuhnya pada kuasa Allah akan
mewujudkan sikap/pola kehidupan yang memberi dampak yang baik (baca: Mazmur 82
: 3-5!).
Hidup beriman adalah merasakan kuasa Allah
nyata dalam kehidupan ini. Bukan sekedar tahu Allah, juga tetapi juga merasakan kuasaNya.
Kehidupan seberat apapun tidak menghilangkan sukacita sebagai umat Allah.
Setelah kita memperhatikan I, M, dan A,
akhirnya kita harus melakukan hal yang keempat: N!
Nyatakan Perbedaan
sebagai Pengikut Kristus Dengan Melakukan KehendakNya
Apa yang membedakan orang Kristen dengan
bukan Kristen? Seharusnya kehidupan orang Kristen berbeda dengan bukan pengikut
Kristus. Pengikut Kristus hidupnya lebih baik dan memberi dampak yang baik.
Lukas 12 : 49; Yesus melemparkan api ke
bumi; Yesus memurnikan umat Allah. Ia ingin pengikutNya menjadi murni. Berbeda
dengan pengikut dunia. Maka kita semua perlu selalu bertanya pada diri sendiri
apakah kehadiranku berbeda, dalam arti menjadi lebih baik dari anak-anak dunia.
Yesus datang untuk membawa pemisahan; Mana yang hidup menuruti kehendakNya.
Jika kita mengikuti kehendak Kristus, maka
akan dapat menimbulkan pertentangan dengan orang yang masih mengandalkan ego
dan pikirannya sendiri.
Lukas 12 :52-53; Pertentangan ini perlu
dipahami secara positif sebagai usaha mengikuti kehendakNya dan menanggalkan
ego kita. Dengan menjadi pengikut Kristus, kita memahami kebenaran kehendakNya
sehingga menentang yang tidak sesuai dengan kehendakNya. Melalui cara tersebut
maka Yesus menyatukan umatNya dan dipisahkan untuk menjadi umat pilihan.
Waspada melihat tanda-tanda zaman. Jangan
menjadi sama dengan dunia. Berbeda tidak selalu indah, mungkin dapat
mendatangkan hujatan atau tekanan namun tetaplah menyatakan kehendakNya. Itulah
Iman!
(Disarikan
dari kotbah Pdt. Jimmi Santoso-GKI
Karbela, Minggu 14 Agustus’16 oleh GMe)
No comments:
Post a Comment