Sunday, September 18, 2016

Ringkasan Khotbah - 11 September 2016

ALLAH MENCARI YANG HILANG
Lukas 15:1-10

Perumpamaan tentang domba, dirham (dan anak yang hilang) adalah sebuah upaya Tuhan Yesus dalam menjawab sungut-sungut orang Farisi dan ahli Taurat terhadap kebiasaan Tuhan duduk dan makan bersama orang-orang berdosa.
Dua perumpamaan pertama, yaitu domba dan dirham yang hilang ini adalah sesuatu yang pasif, yang tidak mempunyai akal untuk menemukan jalan kembali pulang ke tuan-nya.
Ada hal yang menarik perhatian dari kedua perumpamaan yang menjadi bacaan kita saat ini.

Perumpamaan domba yang hilang memperlihatkan kepada kita betapa si gembala itu mengambil resiko yang begitu besar untuk dapat menemukan satu domba yang hilang. Pertama, dia meninggalkan sembilan puluh sembilan domba miliknya yang lain di padang rumput. Tentu ini resiko yang sangat besar, bahwa dia akan kehilangan beberapa atau bahkan seluruh domba yang dia tinggalkan di padang rumput itu. Resiko yang lain adalah dalam upaya pencarian yang hilang, ia dapat terjerumus dalam jurang atau bertemu dengan binatang buas atau ia berjalan begitu jauh dan tak dapat hilang kepada kawanan dombanya.
Dalam perumpamaan dirham yang hilang, kita melihat bahwa betapa tingginya tingkat kesulitanan yag dimiliki oleh si perempuan pemilik dirham tersebut. Karena dirham, benda mati itu, tidak dapat memberitahukan di mana keberadaan dirinya agar pemiliknya dapat menemukannya. Ia bergantung sepenuhnya pada ketekunan, keseriusan dan kerja keras si pemilik untuk bisa menemukannya.

Dua perumpamaan ini menggambarkan betapa bagi Allah satu jiwa yang terhilang itu sungguh amat berharga. Dan betapa Allah begitu mengasihi dan peduli terhadap jiwa-jiwa manusia, sehingga ia dengan segala kekuatan mengerahkan dayanya untuk menemukan yang terhilang itu. Tuhan Yesus mau mengambil resiko yang sangat besar dengan meninggalkan surga untuk mencari yang hilang.

Hal lain yang menarik adalah setiap kali si pemilik yang kehilangan itu (domba dan dirham) berhasil menemukan yang mereka cari, maka mereka pergi mengundang sahabat dan tetangganya untuk bersukacita bersama.

Minggu ini, saat kita merayakan ulang tahun ke-30 GKI Kedoya, kita merayakan Perjamuan Kudus. Ini adalah kesempatan yang baik untuk mengingatkan bahwa kita adalah jiwa-jiwa, domba  dan dirham yang hilang namun sudah ditemukan lagi. Kita diingatkan betapa berharganya kita di hadapan Allah, sehingga ia mencari dan menggendong serta bersukacita saat menemukan kita.

Namun serentak kita juga diajak untuk bersukacita bersama bagi sesama kita yang juga ditemukan, digendong dan dikasihi Allah dengan segenap hatinya.
Diundang menjadi persekutuan yang meniru tindakan peduli Allah dalam sikap sesehari kita. Mari kita menjadikan diri kita sahabat bagi sesama dalam persekutuan di GKI Kedoya, memperhatikan, melayani, menolong satu sama lain sebab sama seperti diri kita, mereka pun berharga di mata Allah.
Selamat ulang tahun ke-30 GKI Kedoya.


 (Disarikan dari kotbah Pdt. Evelyne Yudiarti,Minggu, 11 September 2016, oleh EY)

No comments:

Followers

Terima Kasih Atas Kunjungan Anda


Kami Kerjalayan Kesehatan Anda

Kami Kerjalayan Kesehatan Anda