BERKARYA KEBAIKAN BAGI MASA DEPAN
Selamat memasuki
tahun baru 2017! Waktu tidak terasa berjalan dengan cepat dan kita telah
berhasil melawati tahun 2016 dengan penuh ucapan syukur kepada Tuhan. Kira-kira
apa yang akan kita lakukan untuk mengisi hari-hari di tahun 2017 ini? Apakah
kita akan menjalaninya hanya sekedar rutinitas seperti tahun-tahun yang telah
berlalu? Atau kita akan melakukan hal-hal yang lebih bermakna dan bermanfaat di tahun yang baru ini?
Apa yang kita baca
dalam Kitab Pengkhotbah 3:1-13 memberikan penjelasan tentang makna waktu dalam
hidup kita. Dalam bahasa Yunani ada istilah kronos
yang menunjuk pada urutan waktu, waktu yang dijalani saja, rutinitas. Kitab
Pengkhotbah memberikan contoh tentang lahir dan mati. Setiap orang yang lahir
tentu akan mati, dia tidak bisa berhenti pada umur tertentu untuk hidup
seterusnya. Lalu ada istilah kairos
yang artinya kesempatan, waktu yang menentukan. Kitab Pengkotbah memberikan
berbagai macam contoh seperti ada waktu untuk merobek ada waktu untuk menjahit.
Merobek hanya dilakukan pada waktu tertentu, dan kita punya kesempatan untuk
menjahitnya atau tidak. Jika kita tidak menjahit maka kain itu akan tetap
robek, tidak dapat pulih secara otomatis. Kitab Pengkhotbah ingin menjelaskan
bahwa hidup manusia yang seakan berjalan seperti rutininas, ternyata banyak
sekali kesempatan yang Tuhan suguhkan kepada manusia untuk memilih. Baik atau
tidak pilihan itu ada di tangan manusia, tetapi hal itu akan menentukan
kehidupannya ke depan.
Kesempatan dalam kronos itu akan berhenti ketika manusia
itu mati atau Tuhan datang kembali. Tidak ada seorang pun dari kita kapan
kematian akan menjemput kita? Kapan waktu dan kesempatan kita akan berhenti.
Namun waktu dan kesempatan itu sepenuhnya ada dalam genggaman tangan Tuhan.
Dalam Kitab Wahyu Tuhan mengatakan Aku adalah Alfa dan Omega Yang Awal dan Yang
Akhir. Hal ini menegaskan kemahakuasaan Tuhan yang memulai penciptaan dan dapat
mengakhirinya. Oleh karena itu, kita membutuhkan keberadaan Tuhan yang mengusai
kehidupan.
Maka ketika dunia
berakhir seperti yang digambarkan dalam Injil Matius 25:31-46 kita siap untuk
menghadapi Hari Penghakiman. Saat Hari Penghakiman itu manusia akan dipisahkan
seperti gembala yang memisahkan domba-domba dan kambing-kambing. Mereka dipisahkan
berdasarkan perbuatan mereka selama hidup di dunia. Jadi bukan berbicara
tentang orang Kristen dan non-Kristen. Hal ini mengajarkan kepada kita bahwa
iman percaya kita kepada Tuhan Yesus Kristus harus dibuktikan dengan tindakan
nyata dalam kehidupan kita. Iman percaya itu berbuah dalam sikap dan perbuatan
baik kita kepada sesama. Kepada mereka yang membutuhkan pertolongan kita, yang
membutuhkan bantuan kita, perhatian kita, dan sentuhan kasih yang menguatkan.
Dalam Injil Matius ini Tuhan menggambarkan diriNya hadir dalam diri orang-orang
yang lemah dan diskriminasi. Jadi dapat dikatakan saat ini Yesus juga hadir
dalam diri para pemulung, pengemis, orang yang dipenjara, orang yang dianggap
gila dan orang-orang yang masih mendapatkan diskriminasi dari masyarakat.
Melalui waktu yang saat ini kita miliki, marilah kita mengisinya dengan
kesempatan untuk melakukan kebaikan, membuahkan kasih yang nyata dalam
kehidupan.
(disarikan dari
kotbah Pnt. Adi Netto Kristanto Minggu 1 Januari 2017, oleh ank)
No comments:
Post a Comment