Memuliakan Allah dengan Melakukan Pekerjaan-Nya
(Yohanes. 17:1-11)
Bagaimana perasaan
Anda jika masuk ke ruang kebaktian (seperti biasanya di hari Minggu) dan tidak
menemukan satu pun pelayan di sana? Bisa jadi kita akan merasa aneh (karena
tidak seperti biasanya), sedih (karena kita merindukan suasana yang biasanya)
dan malu (karena belum berbuat apa-apa untuk memperbaiki keadaan tersebut).
Tentu saja kita
tidak menghendaki situasi itu terjadi di gereja ini, bukankah begitu? Akan
tetapi, situasi tidak adanya pelayan di dalam gereja bisa saja terjadi jika
kita tidak mencermatinya, jika kita tidak mengantisipasinya.
Oleh karena itu,
ketika GKI Kedoya menyelenggarakan Festival Pelayanan, maka ini merupakan momen
yang sangat baik untuk setiap kita bercermin:
- Seperti apa gereja di masa depan yang kita
impikan? Gereja yang semakin maju, berdampak bagi dunia?
- Berdasarkan impian itu, apa yang perlu kita
lakukan agar gereja di masa depan yang kita impikan itu dapat tercapai?
Dari teks Yohanes
17:1-11 ada 3 hal yang penting untuk kita pelajari, yaitu:
a. Adalah
penting bagi setiap kita untuk terus mengenal Allah (ayat. 3). Mengenal Allah
yang dimaksud adalah adanya relasi dengan-Nya.
Nah, biasanya...
orang yang telah mengenal Allah, akan muncul dorongan dalam dirinya untuk
berbuat sesuatu di tengah-tengah dunia ini (misalnya: melayani) sebagai respons
atas kebaikan/kasih karunia/ berkat/penyertaan Tuhan.
b. Saat
ini, Tuhan Yesus memang sudah tidak lagi bersama-sama dengan kita. Namun Ia
menitipkan agar kita meneruskan pekerjaan-Nya (Yoh. 14:12). Dan kita diundang untuk
meneladani-Nya: menyelesaikan pekerjaan yang Tuhan beri (ayat. 4).
c. Dalam
melayani bersama, mungkin saja ada gesekan, perbedaan pendapat, perbedaan cara
kerja (misalnya: yang satu cepat, yang satu agak lambat; yang satu bisa
mengerjakan beberapa hal sekaligus, yang lainnya satu per satu), atau sesuatu
yang membuat kita “baper” (bawa perasaan, seperti: tersinggung, merasa tidak
dihargai, dsb.). Namun, ingatlah... panggilan kita bukanlah agar ego kita
dipuji, dihargai, tetapi agar kita menjadi satu (ayat. 11).
(disarikan
dari khotbah Pdt.Natanael Setiadi, 28 Mei 2017 oleh ns)
No comments:
Post a Comment