MENYELAMI
PEMIKIRAN ALLAH
Yeremia
15:15-21; Matius 16:21-28
Manusia memiliki keinginan, cita-cita,
pemikiran, dan berbagai hal yang menyekitari hidupnya. Ada kecenderungan dalam
diri setiap orang untuk mengikuti cara berpikirnya sendiri dan merasa enggan
mengikuti apa yang dipikirkan orang lain. Salah seorang filsuf terkenal, Rene
De Cartes, pernah membuat pernyataan “cogito
ergo sum” atau “aku berpikir maka aku ada”. Pernyataan ini menunjukan bahwa
pemikiran orang sangat dihargai; eksistensi diri seseorang diukur dari
pikirannya.
Namun dalam relasi dengan
Tuhan, justru berlaku hal yang berbeda. Setiap pribadi yang hendak mengikut
Tuhan didorong untuk menyelami apa yang dipikirkan Tuhan. Jika mengerjakan apa
yang dipikirkan sendiri, maka seringkali akan berbeda dan bahkan bertentangan
dengan apa yang menjadi kehendak Tuhan. Dalam hal ini, setiap orang perlu
berproses untuk menyelami apa yang dipikirkan Tuhan. Keterbatasan manusia untuk
melihat masa depan menjadi tantangan untuk terus menyelami apa yang dipikirkan
Tuhan.
Kehidupan orang-orang yang
dipilih Tuhan pun tidak luput dari pergumulan menyelami apa yang dipikirkan
Allah. Petrus yang sudah cukup lama mengikuti Yesus tidak luput dari keinginan memaksakan
pikirannya sendiri. Yeremia juga terus bertanya apa yang sebenarnya
dirancangkan Tuhan bagi hidupnya. Pergumulan menyelami pikiran Tuhan dalam
hidup ini akan menjadi perjuangan tanpa batas yang perlu terus diupayakan umat
Tuhan supaya hidup yang dijalani semakin berkenan pada Tuhan.
(Diambil dari Buku Dian Penuntun edisi 24 hal.
94-95)
No comments:
Post a Comment