Menerapkan Kasih Di Tengah Persekutuan
Keluaran 12:1-14; Mzm 149; Roma 13:8-14; Matius 18:15-20
Umat pilihan Allah, meskipun memiliki kesamaan takdir, yaitu dipilih oleh Allah untuk dikasihi dan diselamatkan namun bagaimanapun juga ternyata memiliki keragaman.
Dalam kitab Keluaran 12:1-14 dikisahkan bahwa ada beberapa keluarga Israel yang karena miskin, mereka tidak mampu untuk membeli barang seekor domba atau kambing yang diperintahkan oleh Tuhan untuk keselamatan mereka. Padahal malam itu Tuhan akan lewat dan menimpakan tulah yang mengerikan. Dan maut akan membiarkan mereka hidup jika di depan pintu rumah mereka dilaburkan darah kambing atau domba. Akankah Tuhan membiarkan keluarga-keluarga Israel yang miskin itu binasa karena kemiskinan mereka? Tuhan ternyata memperhatikan mereka juga. DIA memerintahkan supaya keluarga yang satu saling menolong dan menopang. Sehingga tidak ada satupun juga yang tertinggal dan tertimpa binasa. Kemiskinan mereka tidak membuat Tuhan mengabaikan dan menjadikan mereka umat kelas dua. Kasih Allah sama besar. Keselamatan Allah bagi semua orang. Bahkan juga bagi mereka yang gagal dalam hal ekonomi.
Sikap Allah bahkan lebih ekstrim dipertontonkan lewat hidup, karya dan ajaran Yesus. Bahwa Allah bukan saja memperhatikan mereka yang gagal dalam meraih kekayaan, tetapi IA juga memperhatikan dan menaruh kasih terhadap mereka yang gagal dalam hal etis moral. Matius 18:15-20 ajaran Yesus untuk menegor saudara yang berbuat dosa bukanlah sebuah ajaran untuk menghakimi apalagi mempermalukan seorang berdosa, melainkan untuk meraihnya kembali kepada persekutuan umat yang hangat, penuh kasih dan tulus. Ketika Tuhan mengatakan pandanglah ia sebagai orang yang tidak mengenal Allah atau sebagai seorang pemungut cukai, maka itu dikatakan-Nya bukan untuk mengajari para murid membuat jarak dengan mereka melainkan membangkitkan kesabaran dan belas kasih para murid terhadap orang berdosa ini. Seperti yang Yesus katakan bahwa Ia datang memang untuk mencari orang yang berdosa. Seperti yang Yesus tegaskan dalam perbuatanNya yang menerima orang-orang berdosa itu dengan kesediaan-Nya memberi diri sebagai Sahabat yang mau menerima mereka apa adanya tanpa syarat. Yesus mau bercakap, bergaul bahkan makan bersama dengan para pendosa itu.
Di hari ulang tahun GKI Kedoya yang ke-22 tahun dan juga di tengah perayaan pembukaan pekan keluarga ini, kita diajak untuk terus menerapkan kasih dalam hidup persekutuan kita sebagai keluara dan juga umat Tuhan. Betapa pun berbedanya kita. Khususnya terhadap mereka yang mengalami kegagalan, baik ekonomi, pergaulan, sosial, karir, hidup etis, moral dll, kasih itu harus nampak lebih jelas. Dengan kasih maka kita akan mampu menanggapi panggilan untuk menjadi berkat dengan nyata, menghadirkan pengampunan, memberi kesempatan baru, memberi pertolongan, mendamaikan dll. Tuhan menolong kita. AMIN
Thursday, September 11, 2008
Ringkasan Khotbah 7 September 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Followers
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda
Kami Kerjalayan Kesehatan Anda
No comments:
Post a Comment