Sunday, January 4, 2009

Khotbah Minggu, 28 Desember 2008

MELIHAT KESELAMATAN
Yes 61:10-62:5; Mzm 148:1-14; Gal 4:4-7; Luk 2:22-40

Kehadiran Mesias sudah lama dinubuatkan melalui para nabi di jaman Perjanjian Lama. Misalnya seperti yang diungkap dalam Yesaya 61 ini. Namun demikian, ketika hari yang dinubuatkan itu datang, Mesias lahir dalam diri Bayi Yesus, Alkitab mencatat bahwa hal itu tidak disadari oleh umat-Nya yang konon begitu merindukan kedatangan Mesias itu.
Bacaan Injil kali ini juga memperlihatkan betapa orang-orang yang ada di Bait Suci sama sekali tidak menyadari kehadiran Mesias dalam diri Bayi Yesus, yang waktu itu berumur delapan hari dan datang ke Bait Suci untuk disunat (ditahirkan bagi Allah). Padahal di Bait Suci itu bukankah para ahli Kitab dan para Imam berkumpul? Mengapa mereka yang sudah mengetahui nubuatan itu tidak mampu melihat keselamatan yang hadir bersama dengan hadirnya Yesus?
Ada beberapa tafsiran mengapa mereka (para ahli Kitab dan para Imam) itu tidak menyadari mewujudnya nubuat tentang Mesias dalam kehadiran Yesus. Yang pertama adalah karena para ahli Kitab itu lebih menyibukan dirinya dengan rumusan detail Taurat sambil sibuk mengawasi umat, apakah umat melakukan hukum Taurat itu persis seperti yang dijabarkan oleh mereka. Sedangkan para Imam pada waktu

itu selain bertugas untuk menyelenggarakan ibadah dan mempersembahkan korban bakaran bagi Tuhan, rupanya mereka mempunyai urusan lain, yaitu ikut terlibat dalam pengadaan barang-barang persembahan yang dijual di pelataran Bait Suci. Kesibukan-kesibukan itulah yang membuat mereka tidak mampu melihat dan menyadari kehadiran Mesias di tengah hidup mereka.
Adalah seorang bernama Simeon, seorang yang benar yang sangat mengharapkan akan datangnya Mesias itu. Menurut legenda Simeon buta, sudah tidak mampu melihat karena umurnya yang sudah tua. Tetapi meskipun secara fisik ia sudah tidak mampu melihat, Simeon ternyata mempunyai mata iman yang sangat tajam. Itulah yang membuat ia mampu melihat dan menyadari kehadiran Mesias dalam diri Bayi Yesus.
Selain dia, ada juga Hana, seorang nabi perempuan (nabiah) yang berasal dari suku Asyer, yang menyadari kehadiran Mesias dalam diri Yesus. Padahal suku ini sudah dianggap hilang dan tidak diperhitungkan lagi karena dianggap tidak ada lagi orang yang beriman. Hana yang menyadari kehadiran Mesias lalu mewartakan kedatangan Mesias ini pada orang-orang yang ada di Bait Suci.
Kita bisa mengalami nasib yang sama dengan para ahli Kitab dan para Imam, yaitu kehilangan kesempatan untuk melihat dan menyadari kehadiran Kristus di tengah kita. Mata iman kita bisa menjadi buta oleh kilau materi yang menyilaukan jika kita terus terpaku menatapnya. Di dalam ibadah, kita pun tidak akan mampu melihat dan menyadari kehadiran Kristus di tengah kita jika kita sibuk dengan asumsi bahwa kuasa Tuhan baru akan hadir jika ibadah itu dihadiri oleh ribuan orang, dengan musik yang menyemangati dan menghentak, dengan khotbah yang membakar, dengan banyaknya keajaiban. Belum lagi prediksi akan dampak krisis global yang konon akan semakin memburuk di tahun 2009, bisa membuat kita tidak mampu melihat keselamatan itu. Yang kita lihat semata adalah kegelapan. Yang menguasai kita semata adalah kekuatiran yang berlebihan sedang kehadiran Kristus yang menyelamatkan tidak akan dapat kita lihat.
Adalah seorang murid berkata kepada gurunya, “Guru, berilah terang cahaya kepada saya agar saya dapat melihat jalan dengan jelas di hadapan saya. Dengan demikian saya akan selamat dan terhindar dari celaka”. Menjawab permintaan sang murid, maka guru ini menjawab, “Letakkanlah tanganmu di tangan Tuhan, itu jauh lebih baik bagimu daripada terang yang benderang dan cahaya yang berkilau. Letakkanlah tanganmu di tangan Tuhan, itu jauh lebih baik dari jalan yang rata dan lurus.”
Saudara-saudara yang dikasihi oleh Tuhan, mari kita menajamkan mata iman kita agar kita dapat melihat keselamatan yang ditawarkan Allah kepada kita. Meletakkan tangan kita di tangan Allah jauh lebih baik daripada sebuah prediksi tentang masa depan. Bersama dengan Tuhan, kegelapan yang paling gelap pun tidak akan membahayakan kita. Tuhan menolong kita untuk melihat kehadiran Kristus yang menyelamatkan itu. AMIN.

(Diringkas dari khotbah Pdt. Evelyne Yudiarti, Minggu, 28 Des 2008, oleh Pdt. EY)

No comments:

Followers

Terima Kasih Atas Kunjungan Anda


Kami Kerjalayan Kesehatan Anda

Kami Kerjalayan Kesehatan Anda