Saturday, March 28, 2015

Ringkasan Khotbah - 22 Maret 2015

SIAPA MENCINTAI NYAWA AKAN KEHILANGAN NYAWANYA
YOHANES 12:20-33
Yang mempertahankan nyawa akan kehilangan nyawa” merupakan pernyataan yang kontroversial, atau lebih tepatnya, paradoksal. Pernyataan itu memberi kesan penyimpangan dari yang normal. Secara naluriah, makhluk hidup akan berjuang untuk survival. Karena itu, apa saja, atau siapa saja, akan melawan kalau nyawanya terancam. Mereka ingin (sebisanya) terus hidup. Dan mereka yang berjuang keras mempertahankan nyawa, cenderung akan lebih mampu bertahan hidup ketimbang mereka yang daya juangnya lemah.
Namun, kehidupan yang tampak paradoksal ini juga dijalani oleh Tuhan Yesus sendiri. Walaupun Dia berkuasa atas maut, Tuhan rela menyerahkan nyawa-Nya. Walaupun Dia penuh kasih dan tak pernah melakukan kesalahan, Tuhan rela mati disalib seperti layaknya seorang penjahat besar. Tuhan lakukan semua itu demi misi untuk menyelamatkan manusia yang berdosa dan terpisah dari Allah. Dia mati untuk menebus manusia yang berdosa. Kematian dan penderitaan-Nya memberikan hidup baru kepada banyak orang yang percaya kepada-Nya.
Kematian-Nya juga paradoksal. Tiga hari di kubur, Tuhan mampu bangkit. Kematian-Nya sekaligus manjadi jalan bagi kemuliaan-Nya. Setelah menyelesaikan tugas-Nya, Dia dimuliakan Allah Bapa. Dalam kematian-Nya, Dia seperti kalah. Tetapi, kemudian ternyata Dia menang. Kemenangan-Nya mengejek maut: “Hai maut, di manakah sengatmu...” lewat pernyataan-Nya, Tuhan meminta umat-Nya agar juga berani berkorban untuk melakukan tugas panggilan Tuhan, dan berjuang untuk kesejahteraan sesamanya. Mereka yang tidak hidup untuk dirinya sendiri, tetapi yang melayani Tuhan dan rela berkorban demi nama Tuhan, akan mendapatkan hidup yang kekal.

(diambil dari buku Dian Penuntun edisi 19 hal.201-202)

No comments:

Followers

Terima Kasih Atas Kunjungan Anda


Kami Kerjalayan Kesehatan Anda

Kami Kerjalayan Kesehatan Anda