Saturday, July 18, 2015

Ringkasan Khotbah - 12 Juli 2015

Raja Kemuliaan
Jika kita mendengar istilah raja maka yang terbersit ada beberapa hal, antara lain pemimpin, tahta dan kekuasaan. Raja juga identik dengan harta yang melimpah. Menurut sumber terpercaya, di antara beberapa nama orang kaya dalam daftar orang terkaya di dunia, terdapat nama-nama raja. Sebagai contoh ada tiga raja yang menempati posisi orang terkaya di dunia. Mereka adalah Raja Abdullah bin Abdulaziz Al Saud. Raja Arab Saudi ini memiliki kekayaan sebesar 18 miliar dollar AS. Peringkat kedua adalah Sultan Brunei Darussalam, Sultan Hassanal Bolkiah. Kekayaannya mencapai 20 miliar dollar AS. Dan peringkat pertama yakni Raja Thailand, Raja Bhumibol Adulyadej dengan kekayaan "cuma" 30 miliar dollar AS atau sekitar 390 triliun rupiah.
Selain kuasa dan harta, kedudukan seorang raja secara politik juga cukup kuat. Ia adalah hukum itu sendiri. Titah dan segala aturan adalah sesuatu yang harus dipegang dan ditaati.  Rakyatnya mesti menghormatinya seolah-olah suara raja adalah suara Tuhan. Bahkan secara mitos raja dianggap sebagai titisan dewa.

Namun bagaimanapun juga, seorang raja tidak bisa terlepas dengan kesalahan dan kekhilafan sebagaimana yang dialami oleh Herodes Antipas, penguasa Galilea pada zaman Yesus. Ia telah melakukan suatu kesalahan yang amat fatal. Herodes tidak mampu membendung dorongan hati akan kecintaannya terhadap kekuasaan dan istrinya Herodias. Ia membunuh Yohanes Pembaptis  yang sebelumnya dipenjarakan karena Yohanes Pembaptis mengecam perkawinan Herodes dengan Herodias yang merupakan perkawinan sedarah. 

Herodes adalah satu dari sekian raja dan penguasa dari dulu sampai sekarang yang mengabaikan segala cara demi kepentingan apalagi jika itu bersentuhan langsung dengan privasi diri dan keluarganya. Ia adalah raja yang tidak hanya mampu menegakkan kebenaran tetapi juga yang mengeyampingkannya.
Lalu siapakah raja yang sesungguhnya? Menurut Daud, Raja yang sesungguhnya adalah Allah sendiri. Sembari mengangkat tabut TUHAN, Daud melepaskan atribut ke-raja-annya, ia tampil sebagai seorang hamba dan saksi Tuhan. Ia ingin menyatakan dan sekaligus memperkenalkan kepada segala bangsa siapakah Raja Kemuliaan itu. 

Raja Kemuliaan itu sendiri merupakan sebutan atau gelar bagi bangsa-bangsa seperti Suriah, palestina dan Babel yang menunjuk kepada Allah tertinggi mereka. Mereka percaya bahwa allah itu banyak jumlahnya  dan bertingkat. Sebutan allah yang paling tinggi mereka sebut sebagai raja kemuliaan. Bagi Daud dan Israel, Allah itu cuma satu/esa dan Dia adalah Raja Kemuliaan itu.

Kemudian dari Daud dan para nabi menubuatkan tentang kehadiran Raja Kemuliaan dalam diri manusia. "... genaplah firman yang disampaikan para nabi, katakanlah kepada putri Sion: Lihatlah Rajamu...Ia lemah-lembut dan mengedarai seekor keledai" (Matius 21:5). 

Dialah Yesus sang Mesias yang kelahiranNya ke dunia sudah ditetapkan sebagai Raja oleh para nabi. " Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya dan namanya disebutkan orang: Penasehat ajaib, Allah yang perkasa, Bapa yang kekal, Raja Damai". (Yesaya 9:6).
Lalu apa artinya Allah di dalam Yesus adalah Raja Kemuliaan? Paulus menyatakan bahwa di dalam dan melalui Yesus, kemulian-Nya memberi dampak bagi umat-Nya. Yesus adalah Tuhan yang membawa pembebasan, pengampunan dan persatuan ke dalam dunia. Lalu bagaimana nilai-nilai Kerajaan-Nya berdampak bagi orang Kristen? 

Apakah saudara sudah menghadirkannya sebagai wujud keterlibatan dan peran serta dalam menghadirkan kerajaan-Nya?
"Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa menurut kekayaan kasih karunia-Nya" (Efesus 1:7).


(Disarikan  dari kotbah Pdt. Handri Salim, Minggu 12 Juli 2015)

No comments:

Followers

Terima Kasih Atas Kunjungan Anda


Kami Kerjalayan Kesehatan Anda

Kami Kerjalayan Kesehatan Anda