Raja Kemuliaan
Jika kita mendengar istilah raja
maka yang terbersit ada beberapa hal, antara lain pemimpin, tahta dan
kekuasaan. Raja juga identik dengan harta yang melimpah. Menurut sumber
terpercaya, di antara beberapa nama orang kaya dalam daftar orang terkaya di
dunia, terdapat nama-nama raja. Sebagai contoh ada tiga raja yang menempati posisi
orang
terkaya di dunia. Mereka adalah Raja Abdullah bin Abdulaziz Al Saud. Raja Arab Saudi ini
memiliki kekayaan sebesar 18 miliar
dollar AS. Peringkat kedua adalah
Sultan Brunei
Darussalam,
Sultan Hassanal Bolkiah. Kekayaannya mencapai 20 miliar dollar AS. Dan peringkat pertama
yakni Raja
Thailand, Raja
Bhumibol Adulyadej dengan kekayaan "cuma" 30 miliar dollar AS atau sekitar 390 triliun
rupiah.
Selain kuasa dan harta, kedudukan
seorang raja secara politik juga cukup kuat. Ia adalah hukum itu sendiri. Titah
dan segala aturan adalah sesuatu yang harus dipegang dan ditaati.
Rakyatnya mesti menghormatinya seolah-olah suara raja adalah suara Tuhan. Bahkan
secara mitos raja dianggap sebagai titisan dewa.
Namun bagaimanapun juga, seorang raja tidak bisa
terlepas dengan kesalahan dan kekhilafan sebagaimana yang dialami oleh Herodes
Antipas, penguasa Galilea pada zaman Yesus. Ia telah melakukan suatu kesalahan
yang amat fatal. Herodes tidak mampu membendung dorongan hati akan kecintaannya
terhadap kekuasaan dan istrinya Herodias. Ia membunuh Yohanes Pembaptis
yang sebelumnya dipenjarakan karena Yohanes Pembaptis mengecam perkawinan
Herodes dengan Herodias yang merupakan perkawinan sedarah.
Herodes adalah
satu dari sekian raja dan penguasa dari dulu sampai sekarang yang mengabaikan
segala cara demi kepentingan apalagi jika itu bersentuhan langsung dengan
privasi diri dan keluarganya. Ia adalah raja yang tidak hanya mampu menegakkan
kebenaran tetapi juga yang mengeyampingkannya.
Lalu siapakah raja yang
sesungguhnya? Menurut Daud, Raja yang sesungguhnya adalah Allah sendiri.
Sembari mengangkat tabut TUHAN, Daud melepaskan atribut ke-raja-annya, ia
tampil sebagai seorang hamba dan saksi Tuhan. Ia ingin menyatakan dan sekaligus
memperkenalkan kepada segala bangsa siapakah Raja Kemuliaan itu.
Raja Kemuliaan
itu sendiri merupakan sebutan atau gelar bagi bangsa-bangsa seperti Suriah,
palestina dan Babel yang menunjuk kepada Allah tertinggi mereka. Mereka percaya
bahwa allah itu banyak jumlahnya dan bertingkat. Sebutan allah yang
paling tinggi mereka sebut sebagai raja kemuliaan. Bagi Daud dan Israel, Allah
itu cuma satu/esa dan Dia adalah Raja Kemuliaan itu.
Kemudian dari Daud dan para nabi menubuatkan tentang
kehadiran Raja Kemuliaan dalam diri manusia. "... genaplah firman yang
disampaikan para nabi, katakanlah kepada putri Sion: Lihatlah Rajamu...Ia
lemah-lembut dan mengedarai seekor keledai" (Matius 21:5).
Dialah Yesus sang
Mesias yang kelahiranNya ke dunia sudah ditetapkan sebagai Raja oleh para nabi.
" Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah
diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya dan namanya
disebutkan orang: Penasehat ajaib, Allah yang perkasa, Bapa yang kekal, Raja
Damai". (Yesaya 9:6).
Lalu apa artinya Allah di dalam
Yesus adalah Raja Kemuliaan? Paulus menyatakan bahwa di dalam dan melalui
Yesus, kemulian-Nya memberi dampak bagi umat-Nya. Yesus adalah Tuhan yang
membawa pembebasan, pengampunan dan persatuan ke dalam dunia. Lalu bagaimana
nilai-nilai Kerajaan-Nya berdampak bagi orang Kristen?
Apakah saudara sudah
menghadirkannya sebagai wujud keterlibatan dan peran serta dalam menghadirkan
kerajaan-Nya?
"Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita
beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa menurut kekayaan kasih
karunia-Nya" (Efesus 1:7).
(Disarikan dari kotbah Pdt. Handri Salim, Minggu 12 Juli
2015)
No comments:
Post a Comment