Tuesday, May 10, 2016

PENTAKOSTA DAN PERSEMBAHAN SYUKUR TAHUNAN (2)

Kisah “turunnya” Roh Kudus yang paling populer adalah versi Lukas dalam Kisah Para Rasul 2:1-13. Sebuah kisah dramatis mengenai bagaimana para murid dalam ruang tertutup (sekali lagi) mengalami hal yang supranatural: angin keras bertiup dalam rumah di mana mereka berkumpul dan kemudian nampak lidah-lidah seperti nyala api  yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Bukan itu saja, peristiwa spektakuler tersebut diikuti dengan peristiwa yang tak tak kalah dahsyatnya, para murid bisa berbicara dalam rupa-rupa bahasa manusia yang tidak pernah mereka pelajari dan ketahui sebelumnya (xenalalia). Tiba-tiba saja mereka dapat berkata dalam bahasa orang Partia, Media, Elam, Mesopotamia, Yudea dan Kapadokiam Pontus dan Asia, Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene, orang Kreta, orang Arab. Ini sungguh tidak masuk akal, karena para murid adalah orang Galilea yang jarang bersentuhan dengan orang asing sekarang tiba-tiba berbahasa asing.

Perkataan yang disampaikan para murid mengenai Tuhan Yesus dan segala karyanya dalam bahasa yang akrab di telinga orang-orang Yahudi yang mengembara ini kemudian membawa dampak yang luar biasa. Mereka menjadi tahu kisah tentang Tuhan Yesus, apa yang diperbuat dan apa yang terjadi padaNya. Dan berita itu mengubah mereka. Seketika itu, mereka menyatakan diri bahwa mereka percaya pada berita Injil, berita bahwa Allah sangat mengasihi mereka dan kemudian mereka memberi diri untuk dibaptis (ayat 41).

Jika pada Perjanjian Lama, Pentakosta terkait dengan panen gandum, maka dalam Perjajian Baru Pentakosta adalah perihal “panen jiwa”, Roh Kudus menolong orang untuk dapat menyadari dosanya dan bersedia hidup dalam pertobatan. Roh Kudus memberi anugerah kepada manusia untuk dapat mengenal Allah sehingga didorong untuk mempersembahkan diri secara penuh kepada Allah dengan menerima baptisan (karena itu tidak heran jika pada Masa Raya Pentakosta ada beberapa gereja yang sekaligus melayani sakramen Baptis Kudus).

Masa Raya Pentakosta adalah masa yang baik juga untuk merenung ulang, seberapa jauh kita sudah memenuhi janji baptis kita kepada Allah, janji untuk menjaga hidup kudus (mengkhususkan pikiran, perkataan dan perbuatan semata untuk kemuliaan Allah), serta janji memelihara dan membangun hidup persekutuan dengan sesama anak-anak Allah?
Selamat mempersiapkan diri menyambut Pentakosta.

(EY)

No comments:

Followers

Terima Kasih Atas Kunjungan Anda


Kami Kerjalayan Kesehatan Anda

Kami Kerjalayan Kesehatan Anda