KASIH KRISTUS: KEKUATAN YANG BARU DALAM MELAKSANAKAN VISI YANG
BARU
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, visi dapat berarti
kemampuan untuk merasakan sesuatu yang tidak tampak melalui kehalusan jiwa dan
ketajaman penglihatan. Dalam kehidupan orang yang telah bertobat dan mengenal
Kristus, Tuhan memberikan visi baru dalam kehidupan mereka. Mengapa visi baru?
Karena ketika manusia sudah bertobat dan mengenal Kristus dia menjadi ciptaan
yang baru. Dalam bacaan leksionari kita menunjukan bagaimana visi yang baru itu
dimiliki dalam hidup orang percaya.
Pertama, kita belajar dari Injil Yohanes. Di saat-saat
terakhir bersama para murid Yesus memberikan perintah sekaligus janji
penyertaan kepada mereka. Dalam Yohanes 14:27 Yesus mengatakan, “Damai sejahtera
Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang
Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah
dan gentar hatimu.” Damai yang diberikan Yesus berbeda dengan damai yang
diberikan oleh dunia. Damai yang diberikan oleh Yesus adalah damai yang Illahi,
damai yang kekal, damai yang tetap ada sekalipun suka duka silih berganti.
Damai dunia hanyalah damai yang semua, damai itu ada ketika manusia dalam dalam
lingkaran kenyamanan dan keamanan. Saat masalah datang, kesulitan menghantam,
damai dunia itu akan segera sirna dan menjadi ketakutan. Jadi sungguh berbeda
dengan damai yang diberikan oleh Yesus. Yesus ingin setiap orang percaya
mengarahkan pandangannya pada damai Illahi yang Dia berikan, bukan damai dunia
yang semu.
Kedua, kita belajar dari Kitab Wahyu. Kitab Wahyu ditulis
untuk jemaat mula-mula yang saat itu mengalami penganiayaan dan kekejaman oleh
kaisar Romawi yang bernama Nero. Saat itu orang Kristen dihasut, ditangkap,
dimasukkan penjara, disiksa, dibunuh bahkan ditandingkan dengan singa.
Kesengsaraan menghantui jemaat Kristen mula-mula. Saat itu Yohanes yang
diasingkan di Pulau Patmos mendapatkan penglihatan tentang Yerusalem yang baru.
Hal itu menjadi pengharapan besar bagi jemaat yang saat itu menderita. Jemaat
diajak untuk melihat dibalik penderitaan yang mereka alami, ada janji Allah
yang indah di masa depan, ada rencana indah yang telah Allah sediakan bagi
mereka. Jemaat diajak untuk tidak berfokus pada penderitaan, melainkan melihat
rencana indah di balik penderitaan yang mereka rasakan. Juga saat ini kita
diajak untuk melihat rencana indah yang Allah sediakan di balik penderitaan
yang saat ini kita rasakan. Percayalah bahwa Tuhan tidak akan mengijinkan kita
menanggung pencobaan-pencobaan yang melebihi kekuatan kita. Tuhan tahu seberapa
kuatnya diri kita menghadapi pencobaan yang datang, dan Tuhan tahu kalau kita
memang bisa menanggung dan melewatinya.
Terakhir, kita belajar dari Kisah Para Rasul. Paulus
awalnya adalah pribadi yang sangat membenci Yesus dan para pengikutNya. Dia
merancang strategi untuk menangkap dan membunuh orang-orang Kristen. Namun
setelah dia bertemu dengan Tuhan secara pribadi dan Tuhan menjamah hidupnya,
dia mengalami pertobatan. Paulus merasakan sendiri kasih Yesus yang besar dalam
hidupNya, sehingga Paulus memberikan hidupnya untuk Yesus. Paulus menanggalkan
egonya dan memilih untuk menjadi pengikut Yesus. Paulus kemudian menjadi
seorang penginjil dan darinya banyak orang menjadi percaya. Kini kita pun
diundang untuk menanggalkan ego kita, dan memberikan hidup kita pada Yesus
secara utuh. Mengikuti kehendak Tuhan yang telah Dia ajarkan pada kita dan rela
dipakai olehNya untuk menyatakan kebenaran.
Beberapa
contoh diatas mengingatkan kita kembali bahwa ketika kita menjadi orang
Kristen, kita diajak untuk berani menyerahkan diri kepada Tuhan. Sehingga kasih
Tuhan dapat kita alami secara nyata melalui Roh Kudus yang ada dalam hati kita.
Kasih yang kita alami itulah yang memberikan kekuatan untuk melaksanakan visi
yang baru sebagai ciptaan baru yang Tuhan kehendaki. Melihat dengan kacamata
Illahi dan bukan duniawi.
(disarikan
dari kotbah Pnt. Adi Netto Kristanto Minggu, 1 Mei 2016, oleh ANK)
No comments:
Post a Comment