GKI dalam masa raya Pentakosta
menekankan pada tiga hal :
- Merayakan-ulang kehadiran
Allah Roh Kudus, yang mau terlibat dan menolong kita dalam pergumulan
hidup, bahkan dalam hal berdoa. Betapa Ia yang begitu berbeda dengan kita,
Sang Ilahi, mau tinggal menetap bersama kita adalah hal yang pantas untuk
disyukuri dengan sepenuh keberadaan diri. Bukan itu saja, kehadiran Allah
Roh Kudus pun memperdamaikan kita dengan sesama kita. Peristiwa ini adalah
kontra dari kisah Menara Babel yang menyerakkan, menceraiberaikan;
Pentakosta justru mempersatukan. Inilah yang menjadi alasan terutama
menjadikan Pentakosta sebagai suatu kesempatan menyatakan syukur umat
kepada Allah Trinitas.
- Pemaknaan dalam Perjanjian Lama atas Pentakosta
sebagai ucapan syukur terhadap penyelenggaraan Ilahi atas hidup umat
melalui panen gandum yang melimpah diteruskan dalam ‘tradisi’ GKI mejadi
tradisi sebagai tradisi Persembahan Syukur Tahunan. Itu sebabnya dekorasi
di depan mimbar biasanya juga terdiri dari aneka hasil bumi, sayur mayur,
umbi-umbian, bebijian dan buah-buahan sebagai simbol pengakuan kita akan
penyelenggaraan Ilahi atas hidup kita. Karena jemaat GKI adalah jemaat
perkotaan yang tidak lagi berkerja di bidang agraria, maka persembahan
yang diberikan tidak dalam bentuk natura, namun uang, yang juga sama
dihayati sebagai pemberian dari kemurahaan Allah semata. Kepada anggota
jemaat dipersilakan mempersiapkan persembahan uangnya dengan mengingat
nilai kepantasan yang tentunya berbeda bagi masing-masing orang. Yang
penting adalah adanya kerelaan hati, kesukacitaan dan syukur yang benar
ketika menghaturkan persembahan tahunannya itu.
- Pemaknaan lain tentang Pentakosta dalam Perjanjian
Baru sebagai “panen jiwa” pun dihayati oleh GKI. Persembahan diri dan
persembahan waktu ditulis menjadi indikasi yang penting terhadap ada atau
tidaknya rasa syukur kepada Allah yang terus menghadirkan diri-Nya itu.
Karena itu, GKI biasa membagikan form undangan pelayanan kepada anggota
jemaat agar Persembahan yang diberikan tidak melulu uang, namun juga
menjadi kesempatan untuk mempersembahkan waktu dan khususnya
mempersembahan diri dalam perayaan Pentakosta ini. Namun undangan kepada
anggota jemaat dan simpatisan untuk terlibat dalam pelayanan akan
disampaikan pada kesempatan lain, yaitu sebuah event yang akan disebut
sebagai Festival Pelayan. Undangan itu sifatnya sangat terbuka bagi siapa
saja dan kami berharap anggota jemaat dan simpatisan dapat menyambut
dengan gembira sebab kami meyakini kesejatian persembahan adalah
keseluruhan diri dan hidup kita.
Melalui kolom ini Majelis
Jemaat juga hendak mengundang seluruh anggota jemaat dan simpatisan untuk
hadir, mempersiapkan diri menyambut Pentakosta dan pemberian Persembahan Syukur
Tahunan dengan Doa dalam rangkaian acara Se-Pekan Doa Pra Pentakosta yang
diadakan di gereja, di rumah dan di rayon masing-masing. Ada pun
penyelenggaraannya mulai hari Senin, 9 Mei hingga Sabtu, 14 Mei 2016.
Seperti yang tertera di
bawah ini.
Selamat bersiap menyambut
Pentakosta.
PEKAN DOA PRA PENTAKOSTA
Tema:
"Menjumpai Sahabat dalam Doa."
|
Waktu
|
Acara
|
Tempat
|
Dilayani
oleh :
|
|
Senin,
9 Mei 2016
19.30 – 21.30
|
Doa Pujian
|
Ruang Serba Guna
|
Pdt. Nindyo Sasongko (dosen STTJ)
|
|
Selasa,
10 Mei 2016
19.30 – 21.30
|
Doa Taize
|
Ruang Serba Guna
|
Pdt. Em. Samuel Santoso
|
|
Rabu,
11 Mei 2016
19.30 – 21.30
|
Doa Keluarga
|
Di rumah masing-masing
|
Salah satu dari anggota keluarga
|
|
Kamis,
12 Mei 2016
19.30 – 21.30
|
Doa Tarian
|
Kompleks Gereja
|
Bpk. Santoso Sri Buwono (Editor BPK Gunung Mulia, Dosen STTJ)
|
|
Jumat,
13 Mei 2016
19.30 – 21.30
|
Persekutuan Rayon 1,2,3,4
|
Rumah anggota jemaat
|
Pnt. Adi Netto Kristanto
Pdt. Evelyne Yudiarti
Pdt. Em. Samuel Santoso
Pdt. Em. Henkie K.
|
|
Sabtu,
14 Mei 2016
|
-
Doa
Labirin pkl. 06.00
-
Persekutuan
Rayon 5,
pkl.
17.30
|
-Di halaman gereja
-Rumah anggota jemaat
|
Pnt. Adi Netto Kristanto
|
No comments:
Post a Comment