CARILAH BUKTINYA DAN YAKINLAH PADA ALLAH
1 Raja-Raja 8:22-23, 41-43; Mazmur 96:1-9; Galatia 1:1-12; Lukas
7:1-10
Tema
“Carilah Buktinya dan Yakinlah Pada Allah”, tentunya bukan bermaksud
dipertentangkan dengan Sabda Tuhan... “Berbahagialah mereka yang tidak melihat
namun percaya” (Yohanes 20:29). Tema ini
mengajak kita untuk jeli melihat kehadiran dan karya Allah, peka mendengar
suara dan mengenali kehendak-Nya, selanjutnya iman kita semakin kuat dan hidup kita
sungguh menyenangkan hati Tuhan, bahkan kemuliaan Allah itu akan jelas
terpancar melalui kehidupan kita.
Dalam
bacaan pertama, 1 Raja-Raja 8:22-23, 41-43, kita melihat Raja Salomo yang
berdoa saat peristiwa penahbisan Bait Allah, khususnya saat masuknya Tabut
Allah ke dalam Bait Suci di Yerusalem.
Betapa haru dan syukur hatinya, melihat Tabut itu, yang mewakili
kehadiran TUHAN, yang selama ini menemani Israel, mulai dari nenek moyang,
zaman Musa, Yosua, Hakim-Hakim, Raja-Raja, dan sampai masa dia menjadi
raja. Ini bukti penyertaan Allah yang
setia, walaupun manusia tidak setia dan sering memberontak meninggalkan
Allah.
Salomo
dengan penuh haru, tergetar dan syukur, Allah yang dahsyat tidak ada
bandingnya, adalah Allah yang setia, Allah memelihara umat-Nya, Allah yang
ditinggikan di atas seluruh bangsa, dan kemuliaannya mengatasi seluruh
bumi. Hal yang senada diungkapkan oleh
Pemazmur dalam Mazmur 96, bahkan dengan tegas meminta seluruh bumi untuk
memuji, bernyanyi, sujud menyembah dengan kagum dan gentar di hadapan Allah
yang dahsyat dan telah memberi anugerah keselamatan.
Seperti
Israel, mungkin kita tahu tapi sudah jarang bahkan tidak merasakan lagi,
bagaimana berharganya, dahsyatnya, dan indahnya kehadiran Allah yang setia
mengiring perjalanan hidup ini. Apakah
ibadah kita sudah menjadi seremonial rutin yang dangkal saja, ataukah setiap
kali masuk gereja, ikut kebaktian dan bersekutu dengan umat Tuhan, kita merasa
tergetar, merasa kagum, merasakan dan melihat kehadiran-Nya dan pada akhirnya
hidup kita semakin diubahkan. Apakah
kita masih bertemu Tuhan, apakah masih mendengar suara-Nya? Apakah kita tidak tergetar dan tersungkur
mengingat dan menghayati kembali Allah dahsyat dan setia memelihara hidup kita,
bahkan menebus kita dengan mati di atas kayu salib? Tidak merasakan kekaguman dan kegentaran akan
hadirat Allah, bagaimana bisa berubah dan memancarkan kemuliaan Allah? Mohon Tuhan ampuni kegagalan kita! Mohon Tuhan menolong kita mencari kembali
bukti-bukti kehadiran-Nya bahkan walau hanya dalam hal-hal sederhana dan
rutinitas saja.
Dalam
bacaan kedua, Galatia 1:1-12, rasa haru dan syukur itu diungkapkan juga oleh
Paulus atas kehadiran dan karya Allah yang memilih dan memakai dia yang tidak
layak untuk menjadi hamba-Nya, seorang rasul.
Maka bukan dengan arogansi dan otoritas diri Paulus menasihati jemaat di
Galatia, tetapi dengan kerendahan hati, ketidaklayakkan diri yang menjadi
rasul, karena dipilih dan oleh Yesus Kristus dan Allah.
Untuk
semua bukti penyertaan dan karya Allah itu Paulus hanya ada satu jalan, yaitu
menjadi hamba yang setia kepada tuannya, hamba yang setia adalah hamba yang
tidak berubah hati terhadap kebenaran, hamba yang setia adalah hamba yang
memberitakan Injil. Hamba yang setia
tidak mengkorupsi kebenaran dari Injil untuk kepentingan diri dan tujuan lain. Kebenaran ya kebenaran tidak ada yang
abu-abu, Injil keselamatan ya hanya satu tidak ada lain, jalan keselamatan dan
hidup hanya dalam Yesus itu harga mati.
Selanjutnya
dalam bacaan ketiga, Injil Lukas 7:1-10.
Kita melihat catatan tentang seorang Centurion, atau perwira Romawi,
yang mengepalai 100 orang prajurit di Kapernaum. Keberhasilan Centurion bukan karena status
kedudukannya dan pengalaman militernya atau jasa-jasanya. Tetapi karena dia berhasil mencari
bukti-bukti, dengan mendengar dan mengamati semua kejadian di sekitarnya yang
berhubungan dengan kehadiran dan karya Yesus Kristus. Yang sakit disembuhkan, yang kusta
ditahirkan, yang dibelenggu setan dibebaskan, bahkan ajaran-ajaran Yesus yang
bagai terobosan, bagi dia, semua membuktikan bahwa Yesus bukan manusia biasa,
tetapi sosok di atas manusia, dia adalah Tuhan, yang layak untuk didengarkan
dan diimaninya. Walaupun dia seorang
yang dikategorikan kafir, bukan Yahudi, Perwira ini semakin mendengar, semakin
mengenal, semakin beriman kepada Yesus sebagai Tuhan, melebihi orang Yahudi,
umat Allah yang selalu beribadah kepada Allah.
Pengenalannya terhadap Yesus, menjadikan dia begitu rendah hati, tahu
menempatkan diri, dirinya tidak layak, dan selanjutnya menempatkan Yesus pada
posisi yang tertinggi dalam hidupnya.
Dalam
kasus hambanya yang dihargai sakit perlu pertolongan Tuhan, kalau Centurion ini
tidak datang sendiri menjumpai Yesus dan mesti minta para penatua Yahudi yang
bantu bicara, bukan karena tidak sopan, tapi karena tahu diri sebagai kafir dan
tidak layak maka tidak bisa “nyelonong dan nyerobot” begitu saja. Kalau berikutnya dia mencegah Yesus, via
teman-temannya, agar Yesus yang sudah datang tidak masuk ke rumahnya itu bukan
karena “bo ceng li” atau tidak tahu aturan, tapi justru cengli, sebab dia tahu
ketidaklayakkannya dan betapa Yesus agung dan cukup dengan firman-Nya satu
patah kata saja, maka hambanya pasti sembuh.
Betapa tahu dirinya dan indahnya jiwa yang seperti ini. Yesus sampai terkagum-kagum dan memuji. Yesus jarang memuji dalam catatan
Alkitab. “Iman sebesar ini tidak pernah
Kujumpai dalam umat Allah”, mengapa justru dalam orang kafir ini? Yesus mungkin ucapkan dengan sedih dan
bangga, kok tidak ada dalam umat Allah yang seperti ini. Maka dengan sukacita Yesus menyembuhkan
hamba dari perwira tersebut.
Biarlah
saat kita membuka lembaran file
kehidupan kita, kita mencari dan menemukan, betapa banyaknya catatan penyertaan
dan karya Allah. Selanjutnya kita
semakin mantap melangkah dalam iman, pada akhirnya Allah berkenan atas kita dan
melibatkan kita terus masuk di dalam karya Tuhan yang indah. Oh ya, apakah hari ini Tuhan Yesus sudah kagum dan memuji kita? Yakinkah iman kita cukup menyenangkan
hati-Nya? Berbahagialah kita yang
senantiasa menyenangkan hati-Nya.
(Disarikan
dari kotbah Pdt. Suriawan Edhi, GKI
Bungur, Minggu, 29 Mei’16 oleh SE )
No comments:
Post a Comment