Tuesday, July 12, 2016

Ringkasan Khotbah - 03 Jul 2016

DARI MEJA PERJAMUAN MENUJU TEMPAT PERUTUSAN
Lukas 10:1-20

Hanya Lukas di antara penginjil yang menceritakan tentang perutusan 70 murid ini. Mereka diutus dua-dua ke tempat yang akan dikunjungi Yesus, agar mereka siap menyambutNya. Dalam ajaran para nabi, ada tujuh puluh bangsa di dunia (Kejadian 10) yang tersebar di seluruh bumi. Dengan demikian Yesus agaknya ingin menyatakan bahwa kabar baik yang dibawaNya ditujukan bagi seluruh bangsa di dunia.
Yesus dalam mengutus murid-murid ini menyampaikan latar belakang perutusan itu. Gambaran yang digunakan Yesus adalah gambaran mengenai panenan yang melimpah.  Tuaian memang banyak tetapi pekerja sedikit (ayat 2). Dalam kontek ini Yesus meminta agar murid-murid minta kepada Tuan yang mempunyai tuaian supaya mengirim pekerja-pekerja untuk tuaian itu. Namun meminta saja tidak cukup. Maka Yesus menambahkan hal kedua, yaitu ‘pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala.” (ayat 3). Dari sini Yesus menegaskan 2 hal, pertama murid-murid memiliki tugas perutusan. Tugas perutusan itu adalah menyampaikan damai sejahtera saat mereka memasuki sebuah rumah (ayat 5), menyembuhkan orang-orang sakit dan menyampaikan berita bahwa kerajaan Alah sudah dekat (ayat 9); kedua, mereka diutus seperti domba ke tengah-tengah serigala. Selain tanpa bekal apapun termasuk pundi-pundi dan kasut, mereka juga diingat bahwa tugas perutusan ini beresiko ditolak dan penuh ancaman “serigala”. Namun perintah jangan membawa apapun dan gambaran ancaman seperti anak domba ke tengah-tengah serigala , bukan berarti murid-murid dibiarkan tanpa disertai Tuhan. Justru dalam keadaan tak berbekal dan ancaman “serigala” murid-murid diarahkan dalam perlindungan Tuhan sendiri.
Yesus mengakhiri pesan perutusanNya pada ayat 10-12 dengan mengatakan bahwa pada hari penghakiman sodom akan lebih ringan tanggungannya daripada kota-kota  yang menolak utusan Yesus. Karena menolak utusan-utusan Yesus berarti  menolak Yesus sendiri seperti yang dikatakan dalam ayat 16, “barang siapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku. Dan barangsiapa menolak Aku ia menolak Dia yang mengutus Aku.” Pada ayat 17-20, perhatian Yesus beralih lagi pada ke-70 murid-Nya yang berhasil menjalankan perutusanNya. Hal ini berarti kekalahan bagi iblis.
Injil Lukas ingin menegaskan bahwa tugas perutusan yang berhasil menyampaikan damai sejahtera, mewujudkan kuasa Yesus yang menyembuhkan atau memulihkan dan membuka hati orang-orang lain untuk menyambut kerajaan Allah yang sangat tergantung pada keeratan hubungan para utusan dengan Yesus Kristus sendiri, sebagai pengutus, sahabat yang tersembunyi.  Salah satu sarana mempererat hubungan umat dengan Tuhan adalah Perjamuan Kudus. Perjamuan Kudus adalah “alat keselamatan” sarana untuk memelihara dan mengembangkan persekutuan umat dengan Allah seperti yang diungkapan dalam buku katekisasi “Tumbuh dalam Kristus”. Pasal 34 gereja. Oleh sebab itu penghayatan umat terhadap Perjamuan Kudus harus semakin diarahkan pada tugas perutusannya, yaitu menyampaikan damai sejahtera, memulihkan kehidupan dan mempersiapkan orang lain untuk menyambut kerjaan Alllah dalam hidupnya. Konkretnya, umat bersama semua orang yang berkeinginan baik, ikut menjauhkan pengaruh-pengaruh jahat dalam pelbagai bentuknya yang terus mengancam kehidupan seperti ketidak pedulian, dan lain sebagainya sambil mewujudkan karya pemulihan dalam kehidupan.


(Diambil dari buku Dian Penuntun  edisi 22 hal. 56-57 )

No comments:

Followers

Terima Kasih Atas Kunjungan Anda


Kami Kerjalayan Kesehatan Anda

Kami Kerjalayan Kesehatan Anda