“KEHORMATAN ITU TIDAK DICARI TETAPI DIBERI!”
Lukas
14:7-14
Kisah Gloria Natapradja
Hamel mungkin bisa menggambarkan pernyataan di atas. Gloria dicoret dari keanggotaan
Paskibraka 2016 oleh Kemenkumham dua (2) hari sebelum hari-H. Gloria tidak diakui sebagai WNI karena memiliki
paspor Perancis. Tetapi kemudian apa yang terjadi? Gloria menjadi satu-satunya
anggota paskibraka yang makan siang dengan Presiden. Dan saat makan siang itu
pula Presiden memutuskan Gloria bisa ikut dalam Pasukan Penurunan Bendera
Pusaka. Sebuah kehormatan bagi seorang yang tidak diakui sebagai WNI.
Dalam bacaan kita, para tamu di perjamuan
tersebut merasa
diri sebagai orang terhormat karena diundang oleh orang terhormat maka mereka
berusaha duduk di tempat terhormat supaya mereka tambah dihormati dan tambah
terhormat pula. Kehormatan adalah hasil dari sebuah usaha dan kerja keras, dan
itu merupakan sebuah kebanggaan dan harga diri yang tinggi. Tapi Tuhan Yesus
berkata: Siapa meninggikan diri akan
direndahkan, siapa merendahkan diri akan ditinggikan (ay. 11). Seberapa
sering kita merasa diri menjadi terhormat karena usaha dan kerja keras kita?
Amsal 18:21 berkata: Tinggi hati mendahului kehancuran, tetapi kerendahan hati
mendahului kehormatan. Sebaliknya, jika kita mengakui masih banyak orang
lain yang patut kita hormati, maka Tuhanlah yang akan membalasnya, yaitu saat
kita berjumpa dengan Kristus! Wujudkanlah kerendahan hatimu dengan mengundang
orang-orang miskin, cacat, lumpuh, buta (ay. 13). Karena ketika engkau mengundang
mereka makan dalam perjamuanmu, mereka merasa dihargai dan dihormati olehmu.
Filipi 2:3-4 berkata: ...
hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari
pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan
kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.
Berkaitan dengan HUT GKI: sebagai jemaat, umat Tuhan,
komunitas orang beriman, keindonesiaan GKI yang bermula dari Gereja yang kental
dengan ketionghoaan dengan nama Tiong Hoa Kie Tok Kaw Hie, akan tampak melalui:
ü Kerendahan hati dan mementingkan kepentingan
orang lain dalam relasi antar pribadi dengan berbagai suku dalam jemaat maupun
di luar jemaat. Demikian pula dalam relasi sebagai sebuah komunitas umat
beriman dengan komunitas lain yang berbeda: dengan gereja lain, kelompok agama
lain, kelompok-kelompok lain dalam masyarakat.
ü Keterlibatan aktif GKI sebagai jemaat yang
peduli dan berpihak kepada orang-orang atau kelompok masyarakat yang
terpinggirkan dan disingkirkan.
SELAMAT ULANG TAHUN UNTUK KITA SEBAGAI
JEMAAT GEREJA KRISTEN INDONESIA.
TUHAN MEMBERKATI
(Disarikan
dari kotbah Pdt. Hernadi Kurniawan, 28 Agustus 2016, oleh HK)
No comments:
Post a Comment