Jaminan
Keselamatan dalam Penebus yang Hidup
Ayub 19:23-27; LUKAS 20:27-38
Lagu dalam Kidung Jemaat yang berjudul Yesus
Kawan yang Sejati berjudul asli What a
friend we have in Jesus. Pengarang syair lagu ini adalah Joseph Medlicott
Scriven. Joseph adalah orang kelahiran Irlandia dari sebuah keluarga berada.
Ada kisah pilu dibalik lagu yang ditulis oleh Joseph ini. Dia mengalami
peristiwa dimana menjelang pernikahannya kehilangan calon istrinya karena
sebuah kecelakaan, dan itu terjadi tepat di depan matanya. Tentu ini sebuah
peristiwa yang memukul hidupnya, kehilangan orang yang sangat dia cintai. Hal
itu membuatnya memutuskan pergi meninggalkan Irlandia dan pergi ke Kanada.
Ketika akhirnya dia menemukan cintanya kembali dan berencana menikah, Joseph
kembali hanyut dalam duka karena calon istrinya kembali direnggut oleh kematian
karena penyakit radang paru-paru akut. Tak lama kemudian dia mendengar kabar
bahwa ibunya di Irlandia sakit keras. Joseph saat itu tidak mempunyai uang
untuk pulang kembali ke Irlandia. Maka Joseph menuliskan surat kepada ibunya tercinta, dalam surat itu dia menuliskan syair
lagu What a Friend We Have in Jesus.
Sebab sahabat yang setia yang tidak pernah meninggalkannya adalah Yesus.
Apakah kita pernah mengalami kesedihan
mendalam seperti Joseph? Ayub dalam kisah hidupnya pernah mengalaminya. Ayub
kehilangan harta benda, anak-anaknya, sahabat-sahabatnya, budaknya tidak
menghormatinya, istrinya bahkan menyuruhnya untuk mengutuki Allah. Ayub merasa
sendiri, ia ditinggalkan oleh orang-orang yang ia cintai, orang-orang
terdekatnya. Apakah kita pernah mengalaminya? Ditinggalkan orang terdekat kita
saat kita membutuhkan mereka?
Ayub memang mengeluh, namun pada saat yang
sama imannya terbit bagai sang surya. Ayub tetap yakin bahwa Tuhan akan
menolongnya dan memulihkannya. Iman Ayub berbuah dan kita dapat membaca kisah
di akhir kitab Ayub bahwa Tuhan memulihkan keadaaan Ayub dan ia sangat
diberkati Tuhan. Itulah bentuk keselamatan yang diberikan Tuhan kepada Ayub.
Keselamatan yang diberikan Tuhan terjadi sewaktu Ayub masih hidup, tidak
menunggu nanti setelah kematian.
Dalam kehidupan orang percaya Tuhan Yesus
memberikan janji keselamatan. Keselamatan itu diperoleh bukan nanti setelah
kematian. Sesungguhnya keselamatan itu Tuhan berikan saat ini, ketika kita
percaya pada namaNya. Namun kehidupan manusia itu hanya sementara dan manusia
akan mati, namun keselamatan tidak akan pernah berhenti. Setelah kematian
keselamatan itu nyata melalui kebangkitan. Kita akan dibangkitkan oleh Tuhan dan
mengenakan tubuh yang baru, tubuh kebangkitan yang tidak dikuasai oleh dosa dan
hawa nafsu.
Tugas kita saat ini adalah menjaga karunia
keselamatan yang telah Tuhan anugrahkan kepada kita dengan hidup baik dan benar
menurut teladan dan ajaran Tuhan Yesus Kristus. Sebab saat kematian menjemput kita, tak ada satu pun harta atau jabatan yang dapat kita bawa dan
persembahkan pada Tuhan. Hanyalah kehidupan kita saat ini yang dapat kita
persembahkan pada Tuhan. Kira-kira sudah siapkah kita mempersembahkan hidup kita
jika hari ini kita harus dijemput oleh kematian? Selamat menghidupi keselamatan
yang Tuhan anugrahkan kepada kita. Amin.
(Disarikan
dari kotbah Pnt. Adi Netto Kristanto Minggu, 6 November 2016 oleh ANK)
No comments:
Post a Comment