Friday, March 10, 2017

Ringkasan Khotbah 05 Mar 2017

BERSAMA ALLAH DALAM PENCOBAAN

Pencobaan sudah ada sejak manusia pertama bahkan ketika mereka masih ada di Taman Eden hingga hari ini. Dan jika kita melihat, baik dari Kejadian 3:1-7 dan kisah Pencobaan Tuhan Yesus di Matius 4:1-11, maka kita akan menjumpai kemiripan dari inti pencobaan itu.
1.    Para pencoba itu mencoba untuk mengalihkan fokus perhatian dari suara Allah kepada suara dirinya.  Dan upaya itu dilakukan dengan memelintir perkataan Allah maupun teks Kitab Suci. Mereka mencoba agar manusia lebih  mau mendengarkan suaranya, ketimbang mendengarkan suara Allah.
2.   Para pencoba itu berupaya untuk membuat manusia percaya kepada ucapannya ketimbang ucapan Allah. Bahkan menciptakan kesan pada manusia bahwa ucapan Allah itu belum tentu benar, ia harus diuji terlebih dahulu sebelum mempercayai Allah lebih dalam. Bahkan dalam kitab Kejadian, Ular dengan terang-terangan mengatakan bahwa Allah salah, Ia tidak benar, saat mengatakan bahwa manusia akan mati jika memakan buah pengetahuan itu.
3.   Para pencoba itu, baik ular maupun iblis, mendatangi manusia bukan dalam rupa menakutkan, tidak juga mendatangi manusia dengan membawa kutuk. Perhatikan, yang ditawarkan kepada manusia pertama dan kepada Tuhan Yesus adalah sesuatu yang nampaknya sangat baik: pengetahuan, pengertian, rasa kenyang, popularitas, kekuasaan dan kekayaan. Bukankah itu semua bahkan seringkali diidentikan dengan berkat-berkat Allah?

Menghadapi cobaan seperti itu tentu akan melemahkan kemampuan kita bertahan, seperti halnya manusia pertama yang kalah. Namun bukan berarti pencobaan selalu mengalahkan manusia, sebab Tuhan Yesus, sebagai manusia memperlihatkan kepada kita bahwa pencobaan itu bisa kita kalahkan melalui:
1.    Kesungguhan untuk memperhatikan dengan sungguh perkataan Tuhan. Memahami firman itu dengan benar sehingga kita tidak akan dapat dengan mudah dibohongi pakai Alkitab (^^,).
2.   Percaya dengan sungguh pada Allah. Kondisi yang dihadapi sekarang tidaklah mengurangi kasih dan kesungguhan Allah menolong kita.
3.   Hati-hati dengan keinginan kita, sebab itu bisa membawa kita jatuh dalam pencobaan. Berfokus secara berlebihan pada keinginan bisa membuat kita lupa akan berkat Tuhan lain yang sudah kita terima dengan limpahnya. Seperti manusia pertama yang diseret keinginan akan buah pengetahuan itu, mereka lupa akan buah-buah dari pohon lain, yang begitu banyak dan berlimpah ruah. Waspadalah terhadap tarikan keinginan diri kita sendiri, namun biasakan untuk lebih tertarik memperjuangkan keinginan Allah, seperti halnya Tuhan Yesus.

Pencobaan bisa kita lampaui jika telinga, iman dan laku kita terarah terus kepada Allah, seperti yang Kristus sudah teladankan.
Selamat menjadi manusia yang melampaui!
Amin.    
( disarikan dari kotbah Pdt. Evelyne Yudiarti , tgl. 5 Maret 2017, oleh EY)


No comments:

Followers

Terima Kasih Atas Kunjungan Anda


Kami Kerjalayan Kesehatan Anda

Kami Kerjalayan Kesehatan Anda