MENJALANI
HIDUP YANG TAK PASTI
Kejadian 12:1-4; Mazmur 121 ; Yohanes
3:1-17
Tema
minggu prapaskah ke-2 adalah menjalani hidup yang tak pasti. Kehidupan
itu seperti sebuah perjalanan dan seringkali perjalanan tersebut tidak berjalan
sesuai dengan rencana dan kehendak kita. Betul tidak ? Banyak hal-hal yang
tidak pasti terjadi didalamnya. Kita takut dan kawatir menjalani
kehidupan yang tidak pasti tersebut. Kalau kita bisa menjalani kehidupan
yang tak pasti tersebut tanpa rasa takut dan kawatir, maka saya katakan kita
itu berbahagia, betul tidak ? kita tidak takut, kalau suatu ketika kita
bangkrut dan jatuh miskin, atau jatuh sakit atau mengalami hal hal yang buruk
dan jelek. Orang yang bebas dari cengkraman ketakutan dan kekuatiran. Itulah
orang yang berbahagia.
Jika kita melihat Abraham, Abraham adalah orang yg menjalani kehidupan
yang tak pasti tersebut dengan kepercayaan penuh kepada Tuhan. Tuhan
memerintahkan Abraham untuk pergi meninggalkan keluarga besarnya, kotanya,
negerinya, dan pergi ke negeri perjanjian yang akan diberikan kepadanya.
Sungguh Sebuah keputusan yang sulit ! Abraham harus keluar dari comfort zonenya. Ia harus memulai segala
sesuatu yang baru baginya, ditambah lagi ketidakpastian yang terjadi di masa
depan. Catatan selanjutnya dikatakan terjadi kelaparan yang hebat. Abraham
harus mengungsi ke mesir. Di Mesir, mereka menghadapi bahaya dari penguasa yang
hendak mengambil Sarah istri Abraham, tetapi Abraham menjalani semuanya ini
dengan sebuah keyakinan penuh kepada Tuhan yang telah memanggilnya.
Jika kita melihat Nikodemus, kita belajar menjalani kehidupan yang tak
pasti dengan sikap terbuka dan menerima ajaran Tuhan. Nikodemus merasa mengenal
Yesus dengan baik, tetapi dalam percakapan berikutnya ternyata Nikodemus tidak
mengenal Yesus. Banyak hal yang Nikodemus tidak tahu. Tetapi Nikodemus terbuka
dan mau berubah. Jika diawal pertemuan Nikodemus sembunyi-sembunyi bertemu
Yesus tetapi di Yohanes pasal ke 7, dicatat Nikodemus membela Yesus dihadapan
para lawannya. Nikodemus pula yang bersama dengan Yusuf dari Arimatea meminta
mayat Yesus dari kayu salib dan menguburkannya di kala para murid-murid Yesus
bersembunyi ketakutan. Nikodemus berubah dari sejak awal pertemuan dengan Yesus
sampai dengan Yesus mati disalibkan.
Menjalani hidup yang tak pasti menjadi lebih sulit, jika kita melihat
hidup itu seperti sebuah kepemilikan. Ini sebuah ilusi kehidupan. Kita berpikir
bahwa hidup itu haruslah berjalan sesuai dengan rencana dan kehendak kita.
Seperti sebuah benda yang menjadi milik kita, yang bebas untuk kita apapun
juga. Padahal kenyataanya hidup tidaklah seperti demikian. Hidup itu tidak bisa
selalu berada di dalam genggaman kita. Jalannya hidup itu seringkali tidak bisa
dikendalikan, dikontrol, dan diatur. Karena itu, sampai satu titik kita harus
belajar melepaskan genggaman kita dengan rela. Jika tidak, kita akan lelah dan
capek. Kita akan memacu diri kita untuk sekuat tenaga terus menggenggam dan
mempertahankannya. Kita akan terus menerus takut kehilangan dan kuatir hal
tersebut lepas dari kita. Kita memang harus melepaskannya, suka ataupun tidak
suka. Kita tidak lagi bisa menggenggamnya karena pada hakekatnya hidup itu
adalah sebuah keterhilangan. Kita akan kehilangan semua yang kita miliki,
bahkan juga hidup kita.
Ketika kita membuka genggaman dengan rela, kita akan menjadi lebih
ringan dan tenang hatinya dalam menjalani hidup ini. Kita menyerahkan dan
mempercayakannya kepada Tuhan. Mazmur 121 jelas mengatakan Tuhanlah sumber
pertolongan kita. Tuhanlah yang menjaga hidup kita. Seringkali kita membatasi kerja
Tuhan menurut pikiran dan cara kita, padahal hikmat Tuhan jauh melampaui
pemahaman kita. Kita harus belajar menyerahkan kepada Tuhan dan percaya penuh
kepada Tuhan. Justru saat kita menyerahkan penuh kepada Tuhan, kita menjumpai
bahwa ternyata jalan hidup yang tak pasti itu tidaklah menakutkan seperti yang
kita bayangkan. Ada jalan keluar-jalan keluar yang tak pernah terpikirkan oleh
kita, yang Tuhan berikan.
Tuhan
memberkati…
( Disarikan dari kotbah Pdt. Andi, tgl.12
Maret 2017, oleh An)
No comments:
Post a Comment