Saturday, March 18, 2017

Ringkasan Khotbah - 12 Mar 2017

MENJALANI HIDUP YANG TAK PASTI
Kejadian 12:1-4; Mazmur 121 ; Yohanes 3:1-17
Tema minggu prapaskah ke-2 adalah menjalani hidup yang  tak pasti. Kehidupan itu seperti sebuah perjalanan dan seringkali perjalanan tersebut tidak berjalan sesuai dengan rencana dan kehendak kita. Betul tidak ? Banyak hal-hal yang  tidak pasti terjadi didalamnya. Kita takut dan kawatir menjalani kehidupan yang  tidak pasti tersebut. Kalau kita bisa menjalani kehidupan yang tak pasti tersebut tanpa rasa takut dan kawatir, maka saya katakan kita itu berbahagia, betul tidak ? kita tidak takut, kalau suatu ketika kita bangkrut dan jatuh miskin, atau jatuh sakit atau mengalami hal hal yang buruk dan jelek. Orang yang bebas dari cengkraman ketakutan dan kekuatiran. Itulah orang yang berbahagia.
Jika kita melihat Abraham, Abraham adalah orang yg menjalani kehidupan yang tak pasti tersebut dengan kepercayaan penuh kepada Tuhan. Tuhan memerintahkan Abraham untuk pergi meninggalkan keluarga besarnya, kotanya, negerinya, dan pergi ke negeri perjanjian yang akan diberikan kepadanya. Sungguh Sebuah keputusan yang sulit ! Abraham harus keluar dari comfort zonenya. Ia harus memulai segala sesuatu yang baru baginya, ditambah lagi ketidakpastian yang terjadi di masa depan. Catatan selanjutnya dikatakan terjadi kelaparan yang hebat. Abraham harus mengungsi ke mesir. Di Mesir, mereka menghadapi bahaya dari penguasa yang hendak mengambil Sarah istri Abraham, tetapi Abraham menjalani semuanya ini dengan sebuah keyakinan penuh kepada Tuhan yang telah memanggilnya.
Jika kita melihat Nikodemus, kita belajar menjalani kehidupan yang tak pasti dengan sikap terbuka dan menerima ajaran Tuhan. Nikodemus merasa mengenal Yesus dengan baik, tetapi dalam percakapan berikutnya ternyata Nikodemus tidak mengenal Yesus. Banyak hal yang Nikodemus tidak tahu. Tetapi Nikodemus terbuka dan mau berubah. Jika diawal pertemuan Nikodemus sembunyi-sembunyi bertemu Yesus tetapi di Yohanes pasal ke 7, dicatat Nikodemus membela Yesus dihadapan para lawannya. Nikodemus pula yang bersama dengan Yusuf dari Arimatea meminta mayat Yesus dari kayu salib dan menguburkannya di kala para murid-murid Yesus bersembunyi ketakutan. Nikodemus berubah dari sejak awal pertemuan dengan Yesus sampai dengan Yesus mati disalibkan.
Menjalani hidup yang tak pasti menjadi lebih sulit, jika kita melihat hidup itu seperti sebuah kepemilikan. Ini sebuah ilusi kehidupan. Kita berpikir bahwa hidup itu haruslah berjalan sesuai dengan rencana dan kehendak kita. Seperti sebuah benda yang menjadi milik kita, yang bebas untuk kita apapun juga. Padahal kenyataanya hidup tidaklah seperti demikian. Hidup itu tidak bisa selalu berada di dalam genggaman kita. Jalannya hidup itu seringkali tidak bisa dikendalikan, dikontrol, dan diatur. Karena itu, sampai satu titik kita harus belajar melepaskan genggaman kita dengan rela. Jika tidak, kita akan lelah dan capek. Kita akan memacu diri kita untuk sekuat tenaga terus menggenggam dan mempertahankannya. Kita akan terus menerus takut kehilangan dan kuatir hal tersebut lepas dari kita. Kita memang harus melepaskannya, suka ataupun tidak suka. Kita tidak lagi bisa menggenggamnya karena pada hakekatnya hidup itu adalah sebuah keterhilangan. Kita akan kehilangan semua yang kita miliki, bahkan juga hidup kita.
Ketika kita membuka genggaman dengan rela, kita akan menjadi lebih ringan dan tenang hatinya dalam menjalani hidup ini.  Kita menyerahkan dan mempercayakannya kepada Tuhan. Mazmur 121 jelas mengatakan Tuhanlah sumber pertolongan kita. Tuhanlah yang menjaga hidup kita. Seringkali kita membatasi kerja Tuhan menurut pikiran dan cara kita, padahal hikmat Tuhan jauh melampaui pemahaman kita. Kita harus belajar menyerahkan kepada Tuhan dan percaya penuh kepada Tuhan. Justru saat kita menyerahkan penuh kepada Tuhan, kita menjumpai bahwa ternyata jalan hidup yang tak pasti itu tidaklah menakutkan seperti yang kita bayangkan. Ada jalan keluar-jalan keluar yang tak pernah terpikirkan oleh kita, yang Tuhan berikan.
Tuhan memberkati…


( Disarikan dari kotbah Pdt. Andi, tgl.12 Maret 2017, oleh An)

No comments:

Followers

Terima Kasih Atas Kunjungan Anda


Kami Kerjalayan Kesehatan Anda

Kami Kerjalayan Kesehatan Anda