Saturday, March 25, 2017

Ringkasan Khotbah - 19 Mar 2017

ANUGERAH ALLAH MENOPANG UMATNYA
(Kel. 17:1-7; Maz 95; Rm. 5:1-11; Yoh. 4:5-42)

Saudaraku, setiap tanggal 22 Maret kita memperingati Hari Air Sedunia. Melalui hari Air Sedunia ada dua hal yang mau ditekankan. Pertama, air merupakan kebutuhan dasar manusia. Malahan 2/3 dari tubuh manusia adalah cairan. Oleh karena itu, ada anjuran minum air putih minimal 2 liter sehari. Jika tubuh kita kekurangan cairan, akan mengalami dehidrasi yang pada akhirnya bisa menyebabkan kematian. Hal kedua yang mau ditekankan dalam hari Air sedunia adalah sebuah keprihatinan. Menurut PBB, lebih dari satu miliar orang tidak memiliki akses terhadap air bersih, tiga miliar orang tidak memiliki layanan sanitasi yang memadai, dan angka kematian akibat penyakit menular melalui air yang kurang bersih mencapai tiga juta kematian per tahun. Artinya, dunia ini mengalami krisis, yaitu sangat kekurangan air bersih.

Saudaraku, bacaan pertama mengisahkan tentang bangsa Israel yang mengalami krisis air. Mereka bertengkar dengan Musa di Rafidim. Mereka marah karena kebutuhan dasarnya tidak terpenuhi. Bisa dibayangkan betapa stress-nya Musa menghadapi rombongan yang sangat besar ini. Dicatat dalam Keluaran 12:37 terdapat + 600.000 laki-laki (belum termasuk perempuan,anak-anak dan bangsa asing juga ternak yang dibawa). Jika dihitung dengan perempuan, anak-anak dan bangsa asing mungkin bisa mencapai + 2.000.000 orang. Wow, rombongan yang besar sekali. Saya membayangkan betapa “stress”-nya Musa memimpin rombongan ini. Apalagi rombongan ini gemar bersungut-sungut. Pada akhirnya dicatat mereka pun berkata, “Adakah Tuhan di tengah-tengah kita atau tidak?”
Pertanyaannya, apakah Bangsa Israel tidak percaya adanya TUHAN? Saya yakin, bangsa Israel itu percaya 100 % kepada Tuhan. Sebab, Tuhan sudah menunjukkan pemeliharaannya dengan membelah laut Teberau, memberikan air manis, memberikan manna. Kalau bukan Tuhan siapa lagi? Namun, pertanyaan “Adakah Tuhan atau tidak”, lebih kepada menghina keberadaan Tuhan. Meremehkan Tuhan. Kalau ada Tuhan, harusnya yang menghiasi kehidupan mereka adalah yang bagus-bagus, yang indah-indah. Harusnya kalau Tuhan ada, maka apa yang diharapkan, apa yang dibayangkan, apa yang didoakan menjadi kenyataan.

Menjadi perenungan bagi kita mungkin dalam pergumulan yang kita hadapi kita tidak sampai tega berkata, Tuhan ada atau tidak. Tapi jujur, di dalam kehidupan ini, mungkin kita pernah kecewa terhadap Tuhan. Mengapa yang kita doakan tidak sesuai dengan kenyataan. Minta, sehat malah tidak sembuh-sembuh. Minta sukses dalam bisnis, malah rugi, malah kena tipu. Minta diberi anak, tapi sudah 10 tahun belum juga dikasih. Pada akhirnya, kita kecewa terhadap Tuhan. Ada sebuah ungkapan berkata, “Jalan Tuhan belum tentu yang tercepat, bukan juga yang termudah, tapi sudah pasti yang terbaik.”

Pemeliharaan Tuhan kepada umatNya tidak hanya urusan jasmani tetapi juga urusan rohani. Hal ini yang dapat kita lihat dalam bacaan yang ke-3. Di dalam dahaganya, muncul seorang perempuan di daerah Sikhar-Samaria datang ke sebuah sumur untuk mengambil air. Bisa saja dipakai untuk mencuci, mandi,atau memasak. Namun, yang menarik adalah perempuan ini mengambil air bukan pada jam-jam yang tidak lazim. Dikatakan bahwa ia datang ke sumur itu pukul 12.00. Biasanya ibu-ibu mengambil air pagi atau sore. Apa yang terjadi? Perempuan ini perempuan tidak benar (ayat 16). Tuhan Yesus pun minta minum ke perempuan itu? Perempuan itu pun menolak (ayat. 9). Karena terjadi permusuhan antara bangsa Yahudi dan bangsa Samaria. Tahun 722 SM, Israel / Kerajaan Utara dikalahkan oleh Asyur dan banyak orang diangkut ke dalam pembuangan (2 Raja-raja 17:3-6). Hanya orang-orang miskin yang tertinggal. Lalu orang-orang asing dimasukkan ke sana dan kawin campur dengan orang-orang Israel yang tertinggal (2 Raja-raja 17:24), sehingga timbul bangsa “blasteran”, yaitu bangsa Samaria. Merekapun tidak lagi masuk dalam kumpulan umat pilihan. Yesus pun berkata, “Jika kamu memberi, kamu akan diberi air hidup”. Apa yang dimaksud dengan air hidup? Keselamatan. Bahwa hanya di dalam Yesus ada keselamatan. Tapi perempuan ini salah paham. Dia pikir air yang dimaksud adalah air sumur. Memang konteks padang gurun membuat seseorang mengharapkan air luar biasa. (ayat 11-12).

Melalui kisah ini hendak disampaikan bahwa keselamatan diberikan tidak hanya untuk bangsa Israel tapi untuk siapa saja, termasuk perempuan Samaria yang percaya kepada Yesus sumber air hidup, sumber keselamatan.  Saudaraku, kita juga adalah perempuan-perempuan Samaria yang haus akan Air Hidup. Namun, Yesus sudah memberikan Air Hidup itu, yaitu keselamatan kepada kita. Seperti yang diungkapkan oleh Paulus di dalam Roma 5:8 “Akan tetapi Allah menunjukkan  kasihNya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.” Menjadi pertanyaan bagi kita, apakah yang akan kita lakukan setelah menerima anugerah keselamatan dari Tuhan?  Sebagai orang-orang yeng menerima anugerah, kita belajar seperti perempuan Samaria ini untuk membagikan kesaksian itu kepada sesama. Disaksikan dalam ayat 39, “Dan banyak orang Samaria dari kota itu telah menjadi percaya kepadaNya karena perkataan perempuan itu.”  Air hidup sudah menjadi milik kita. Marilah kita menjadi saksi Kristus di tengah dunia yang penuh dengan kekeringan akan cinta kasih, tandus karena kejahatan. Tuhan menolong  kita. Amin.


 ( Disarikan dari kotbah Pdt. Daud Chevi Naibaho, tgl.19 Maret 2017, oleh DCN)

No comments:

Followers

Terima Kasih Atas Kunjungan Anda


Kami Kerjalayan Kesehatan Anda

Kami Kerjalayan Kesehatan Anda