MELIHAT TETAPI BUTA
Yohanes 9:1-41
Dalam kisah
penyembuhan seorang yang buta sejak lahirnya, ada juga orang yang melihat,
tetapi buta. Orang, atau lebih tepatnya orang-orang, ini adalah orang-orang
Yahudi dan kaum Farisi yang tidak mau mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan, yang
datang ke dunia diutus Allah Bapa, dan sekarang sedang melakukan karya
penyelamatan. Sudah sangat kasat mata bahwa Tuhan memiliki kuasa untuk
melakukan perbuatan besar, seperti memelekkan mata seseorang yang buta sejak
lahirnya. Orang itu ada di depan mereka dan beberapa kali mereka interogasi.
Banyak orang juga dapat menjadi saksi. Tetapi, orang-orang Yahudi dan kaum
Farisi ini bergeming tidak (mau) mengakui bahwa Yesus datang dari Allah yang
sedang menjalankan misi untuk menyelamatkan manusia berdosa. Mereka menganggap
bahwa Yesus tidak mungkin berasal dari Allah hanya karena Ia menyembuhkan orang
pada hari Sabat. Orang-orang ini melihat tetapi buta. Mata iman, mata hati dan
pikirannya, dibutakan oleh doktrin dan ritual agama yang mereka buat sendiri.
Dengan dalih prinsip
teologi, mereka mengeraskan hati dan menutupnya bagi kebenaran ilahi. Pada
waktu Tuhan Yesus diadili, tampak lebih banyak lagi massa Yahudi yang melihat
tetapi buta. Di hadapan Pilatus yang mengadili Yesus, mereka berteriak-teriak
histeris, ‘salibkan Dia, salibkan Dia’.
Berbeda
halnya dengan orang-orang ini, orang yang buta sejak lahirnya itu justru dapat
melihat bahwa Yesus adalah Mesias. Perbuatan Allah yang besar pada dirinya
memang membantunya melihat, bahwa tidak mungkin orang yang melakukannya tidak
berasal dari Allah. Karena itu, pada akhirnya dia mengaku percaya bahwa Yesus
adalah Tuhan dan sujud menyembah Yesus. Rasa syukur dan kerendahan hati
membawanya melihat bahwa Yesus adalah Mesias dan dia diselamatkan. Dengan
demikian, bukan hanya mata jasmaninya yang telah dibukakan Tuhan, tetapi juga
mata hatinya. Inilah maksud kedatangan Yesus ke dunia ini yang juga kita
peringati kembali dalam Minggu Prapaska yaitu agar dunia membuka hati untuk
menerima anugerah kasihNya, dan tidak tinggal dalam kungkungan dosa dan
kegelapan.
Banyak
orang hatinya buta, dan hidupnya digelapkan oleh dosa, keinginan-keinginan
egoistik yang memetingkan diri sendiri, ataupun “doktrin-doktrin” yang
menyesatkan. Mereka ini menjadi buta, walaupun dapat melihat, dan terancam
untuk tetap tinggal dalam dosa. Karena itu, umat Tuhan yang telah melihat
terang, dipanggil untuk memberitakan Tuhan yang adalah Terang Dunia dan karya
kasihNya yang menyelamatkan orang berdosa, supaya mereka dapat melihat Dia,
mengenalNya dan diselamatkanNya. Tuhan menyembuhkan orang dari kebutaan, baik
fisik inderawi maupun kebutaan hati. Umat yang telah melihat Tuhan sebagai
terang dunia, kiranya juga dapat meneladani Tuhan dengan memberitakan karya
mesianikNya dan menjadi terang bagi sekitarnya.
( diambil
dari buku Dian Penuntun edisi 23 hal. 165-166)
No comments:
Post a Comment