Saturday, April 22, 2017

Ringkasan Khotbah - 16 April 2017

PERJALANAN YANG MENCERAHKAN
(Lukas 24:13-39)

Kleopas dan temannya sudah sampai pada tahapan ‘desperate’ dan merasa tidak ada gunanya lagi tinggal di Yerusalem lebih lama lagi sebab Sosok yang mereka idamkan sudah tiada! Dengan rasa frustrasi, masgul dan galau mereka pulang ke kampung halaman, untuk apa entahlah. Perjalanan sepanjang hampir sebelas setengah kilometer dari Yerusalem ke Emaus terasa lebih panjang lagi karena suasana hati yang campur aduk. “Orang Asing” yang tiba-tiba muncul bergabung dengan mereka juga hanya membuat mereka lebih heran lalu menganggap orang itu tidak memiliki informasi yang up date tentang situasi di Yerusalem tiga hari belakangan ini khususnya yang menyangkut isu Yesus Kristus orang Nazaret itu. “Orang Asing” itu sedang main peran di hadapan murid-murid-Nya sendiri rupanya karena Dia sendirilah Tokoh Utama dari semua kegalauan dari dua orang murid ini. Di perjalanan itulah dua orang murid ini mendapatkan penyegaran dan pencerahan untuk hidup beriman mereka selanjutnya. Tuhan Yesus punya cara yang menarik untuk menarik mereka kembali kepada hidup beriman yang benar. Apa saja?


1.  Memahami dan mengenal Yesus  dengan membaca Alkitab secara benar. Kleopas dan temannya ini membaca ‘Kitab Suci’ secara salah. Mereka membaca kitab suci untuk membenarkan saja pandangan mereka tentang Mesias, Sang Pembebas. Dalam pandangan mereka, Yesus adalah Sosok yang memenuhi seluruh persyaratan Mesias menurut kebanyakan pandangan tradisional masyarakat Yahudi. Dia memenuhi syarat menjadi seorang pemimpin yang sempurna dan punya kekuasaan dan kekuatan yang tidak terbatas (terbukti dari tanda-tanda ajaib yang dilakukan-Nya yang mereka lihat). Dia bukan hanya punya kharisma untuk memimpin bangsanya melawan dan mengusir penjajah Roma tetapi sekaligus bisa memulihkan lagi kejayaan Israel seperti pada zaman raja Daud dan menghadirkan satu masyarakat yang adil, makmur, damai, dan sejahtera secara gampang. Mereka tidak membiarkan teks Kitab Suci itu berbicara seperti teks itu maui, dan barangkali berbeda dengan apa yang mereka mau. Mirip-mirip cara kita membaca Alkitab, kita mempunyai ayat-ayat favorit yang, menurut kita, berkesan bagi kita karena kita anggap sesuai dengan keinginan kita. Mereka mau Yesus Mesias itu bukan seperti yang Yesus mengerti tetapi memaksa Yesus menjadi Mesias yang mereka inginkan. Di sepanjang jalan itulah Yesus menjelaskan cara Allah bekerja melalui Mesias yang Dia jalani. “Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?” (Luk 24:26). Yesus meluruskan dan membetulkan apa yang salah.
Barangkali menjadi sesuatu yang baik ketika kita menggunakan Leksionari secara konsisten karena dengan begitu kita ‘dipaksa’ mendengar firman Tuhan bukan karena pilihan kita sehingga kita bisa mendengar Tuhan dengan cara yang lebih lengkap.
2.  Tetap berada bersama dengan para murid yang lain dalam persekutuan para murid bagaimana pun keadaannya. Dengan cara yang khas timur Yesus memperkenalkan diri-Nya sebagai Yang sudah Bangkit, yaitu pada acara makan bersama. Dengan cara yang impresif Yesus mengambil alih posisi tuan rumah pada acara makan malam di rumah Kleopas itu dan di situ dua orang murid ini mengenali lagi Yesus yang selama ini menjadi Guru dan Tuhan mereka lagi. Hal yang hilang untuk beberapa hari yang menyesakkan itu. Pesannya, jangan meninggalkan persekutuan para murid kendati pun kondisi mereka sedang galau, kebingungan, panik, terancam bak anak ayam kehilangan induk. Yesus tidak pernah meninggalkan mereka, justru tetap mau berada di sana. Dalam persekutuan yang mempraktikkan ‘berat sama dipikul dan ringan sama dijinjing’ ini Yesus yang bangkit menampakkan diri.

(Disarikan dari khotbah Pdt.Em. Samuel Santoso pada Minggu Paska Sore, 16 April 2017 oleh ss)

No comments:

Followers

Terima Kasih Atas Kunjungan Anda


Kami Kerjalayan Kesehatan Anda

Kami Kerjalayan Kesehatan Anda