PERJALANAN YANG MENCERAHKAN
(Lukas 24:13-39)
Kleopas dan temannya sudah sampai
pada tahapan ‘desperate’ dan merasa
tidak ada gunanya lagi tinggal di Yerusalem lebih lama lagi sebab Sosok yang
mereka idamkan sudah tiada! Dengan rasa frustrasi, masgul dan galau mereka
pulang ke kampung halaman, untuk apa entahlah. Perjalanan sepanjang hampir
sebelas setengah kilometer dari Yerusalem ke Emaus terasa lebih panjang lagi
karena suasana hati yang campur aduk. “Orang Asing” yang tiba-tiba muncul
bergabung dengan mereka juga hanya membuat mereka lebih heran lalu menganggap
orang itu tidak memiliki informasi yang up
date tentang situasi di Yerusalem tiga hari belakangan ini khususnya yang
menyangkut isu Yesus Kristus orang Nazaret itu. “Orang Asing” itu sedang main
peran di hadapan murid-murid-Nya sendiri rupanya karena Dia sendirilah Tokoh
Utama dari semua kegalauan dari dua orang murid ini. Di perjalanan itulah dua
orang murid ini mendapatkan penyegaran dan pencerahan untuk hidup beriman
mereka selanjutnya. Tuhan Yesus punya cara yang menarik untuk menarik mereka
kembali kepada hidup beriman yang benar. Apa saja?
1. Memahami
dan mengenal Yesus dengan membaca
Alkitab secara benar. Kleopas dan temannya ini membaca ‘Kitab
Suci’ secara salah. Mereka membaca kitab suci untuk membenarkan saja pandangan
mereka tentang Mesias, Sang Pembebas. Dalam pandangan mereka, Yesus adalah
Sosok yang memenuhi seluruh persyaratan Mesias menurut kebanyakan pandangan
tradisional masyarakat Yahudi. Dia memenuhi syarat menjadi seorang pemimpin
yang sempurna dan punya kekuasaan dan kekuatan yang tidak terbatas (terbukti
dari tanda-tanda ajaib yang dilakukan-Nya yang mereka lihat). Dia bukan hanya
punya kharisma untuk memimpin bangsanya melawan dan mengusir penjajah Roma
tetapi sekaligus bisa memulihkan lagi kejayaan Israel seperti pada zaman raja
Daud dan menghadirkan satu masyarakat yang adil, makmur, damai, dan sejahtera
secara gampang. Mereka tidak membiarkan teks Kitab Suci itu berbicara seperti
teks itu maui, dan barangkali berbeda dengan apa yang mereka mau. Mirip-mirip
cara kita membaca Alkitab, kita mempunyai ayat-ayat favorit yang, menurut kita,
berkesan bagi kita karena kita anggap sesuai dengan keinginan kita. Mereka mau
Yesus Mesias itu bukan seperti yang Yesus mengerti tetapi memaksa Yesus menjadi
Mesias yang mereka inginkan. Di sepanjang jalan itulah Yesus menjelaskan cara
Allah bekerja melalui Mesias yang Dia jalani. “Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam
kemuliaan-Nya?” (Luk 24:26). Yesus meluruskan dan membetulkan apa yang
salah.
Barangkali
menjadi sesuatu yang baik ketika kita menggunakan Leksionari secara konsisten
karena dengan begitu kita ‘dipaksa’ mendengar firman Tuhan bukan karena pilihan
kita sehingga kita bisa mendengar Tuhan dengan cara yang lebih lengkap.
2. Tetap
berada bersama dengan para murid yang lain dalam persekutuan para murid
bagaimana pun keadaannya. Dengan cara yang khas timur Yesus
memperkenalkan diri-Nya sebagai Yang sudah Bangkit, yaitu pada acara makan
bersama. Dengan cara yang impresif Yesus mengambil alih posisi tuan rumah pada
acara makan malam di rumah Kleopas itu dan di situ dua orang murid ini
mengenali lagi Yesus yang selama ini menjadi Guru dan Tuhan mereka lagi. Hal
yang hilang untuk beberapa hari yang menyesakkan itu. Pesannya, jangan
meninggalkan persekutuan para murid kendati pun kondisi mereka sedang galau,
kebingungan, panik, terancam bak anak ayam kehilangan induk. Yesus tidak pernah
meninggalkan mereka, justru tetap mau berada di sana. Dalam persekutuan yang
mempraktikkan ‘berat sama dipikul dan
ringan sama dijinjing’ ini Yesus yang bangkit menampakkan diri.
(Disarikan dari khotbah Pdt.Em. Samuel
Santoso pada Minggu Paska Sore, 16 April 2017 oleh ss)
No comments:
Post a Comment