Saturday, May 6, 2017

Ringkasan Khotbah - 30 April 2017

MEMBANGUN RELASI DENGAN TUHAN
Lukas 24:13-35.

Pendahuluan:
Ada begitu banyak orang Kristen. Seiring dengan banyaknya umat Kristen, maka ada juga jenis-jenis dan kwalitas Kekristenan.
  1. Kekristenan sebatas agama atau KTP. Walau orang tersebut sudah diberikan identitas agama Kristen, tapi dalam pertumbuhannya belum tentu terisi dengan nilai-nilai Kristiani. Bagi orang Kristen yang sebatas agama, ibadah tidak dianggap penting, sehingga jarang beribadah. Kalau thoh ibadah itu pun sebagai rutinitas dan formalitas, tapi tanpa hati dan tanpa melibatkan rohnya.
  2. Kristen Pragmatis: membangun relasi dengan Tuhan (misalnya berdoa) bila ada kebutuhan dan masalah. Namun bila masalah teratasi, bila kebutuhan terpenuhi, maka relasi dengan Tuhan dihentikan. Tuhan hanya dihayati sebagai pelengkap penderita dan kebutuhan.
  3. Kristen Opurtunis: adalah Kristen yang 'aji-aji mumpung', seperti bunglon, selalu memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan; tega terhadap penderitaan orang lain, yang penting memberikan keuntungan bagi dirinya.
  4. Kristen yang berjiwa khianat seperti Yudas Iskariot. Demi uang, jabatan, kekuasaan dan hal-hal duniawi, ia murtad, menggadaikan imannya alias murtad. Orang Kristen demikian mudah berkoalisi dengan para penentang Kristus untuk menyengsarakan umat Kristen.
  5. Kristen Intelektual: Kekristenan sebatas pengetahuan-Intelektual, teoritis, gemar berdebat-kusir tentang agama, Alkitab dan doktrin; tetapi miskin pengalaman spiritual hidup bersama dengan Tuhan.


Tema Firman Tuhan pada minggu ini berjudul: Ber-relasi dengan Tuhan. Tujuan dan inti pesannya adalah agar kita selaku umat Kristen, mengisi kekristenan kita dengan relasi bersama Tuhan. Tujuan sapaan Firman Tuhan dengan tema ini adalah supaya kita menjadi Kristen bertumbuh serta berbuah lebah, bukan mandeg sebagai Kristen sebatas agama, pragmatis, oportunis, berjiwa khianat/murtad, ataupun kristen-intelektual.

Makna:
Membangun relasi dengan Tuhan itu berarti “bergaul dengan Tuhan" (seperti nabi Nuh), 'bersahabat dengan Allah' (seperti Abraham), seperti ranting yang selalu melekat pada pokok anggur (Yohanes 15:1-8), sehingga mengalami kuasa kebangkitan Kristus di dalam hidupnya. 

Pentingnya Ber-relasi dengan Tuhan:
Mengapa musti ber-relasi dengan Tuhan ? 
  1. Tanpa Kristus, kita tidak dapat berbuat apa-apa, seperti ranting yang tidak berbuah, akan dipotong, dicampakkan ke dalam api untuk dibakar.
  2. Buah dari relasi dengan Tuhan adalah hidup yang kekal; menjadi umat pemenang terhadap dosa dan maut (Yohanes 17:3; Roma 8:37-39).
  3. Hidup yang selalu ditopang, diberkati, ditolong dan dilindungi oleh Tuhan.
  4. Relasi dengan Tuhan akan memampukan umat Kristen menghasilkan buah yang lebat (Yohanes 15:8).
  5. Relasi dengan Tuhan berarti mengalami kehadiran Tuhan yang mengubahkan, membaharui segala keadaan menjadi kebaikan. Contohnya: para rasul yang dulunya begitu takut terhadap orang-orang Yahudi, menjadi tidak takut lagi, malah keluar dari penjara-ketakutannya untuk menjadi saksi Ktistus.


Hasil kesaksian rasul Petrus dan rasul-rasul lainnya (Kisah 2:14,36-41) membuat begitu banyak orang bertobat, percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan, dibaptis dan bertekun dalam persekutuan (Kisah 2:41-47).
Perubahan terjadi pada diri dua orang murid yang berjalan ke kota Emaus. Dulunya mereka mengenal Kristus secara tidak utuh, berharap bahwa Yesus Kristus akan membebaskan bangsa Israel dari penindasan bangsa Romawi, tapi kecewa karena Yesus Kristus mati disalibkan; ada selaput yang menutupi matanya sehingga tidak mengenal Yesus Kristus selama berjalan bersama dengan mereka. Tapi selanjutnya, setelah pengalaman ber-relasi dengan Tuhan terjadi cukup lama dan intensif, mata iman mereka terbuka, mereka bersemangat besar dalam perjalanan, lalu bergegas kembali ke Yerusalem untuk menyaksikan pengalaman mereka berjumpa dengan Yesus Kristus yang telah bangkit dan hidup selamanya. 

Penerapannya:
Bagaimana (cara) mengimplementasikan 'Ber-relasi dengan Tuhan' ? Bagaimana pula indikasi bahwa seseorang ber-relasi dengan Tuhan ?
  1. Musti diawali dengan kesadaran dan pengakuan bahwa tanpa Tuhan, kita lemah, tidak berdaya dan berakhir pada maut.
  2. Selanjutnya percaya dengan sepenuh hati bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat sejati.
  3. Memiliki kerinduan dan kebutuhan akan kasih-pertolongan Tuhan.
  4. Mempunyai spiritual yang berserah dan mengandalkan Tuhan. 
  5. Firman Kristus tinggal di dalam hidup kita (Yohanes 15:7), dan kita menjadi pelaku Firman Tuhan; menjadi umat Kristen yang taat; Kristen yang baik dan benar (I Petrus 1:17, 22).
  6. Sebagai konsekuensi logis dari ketaatan kita kepada Tuhan, maka relasi dengan Tuhan akan membuat Kristen bertumbuh serta berbuah lebat (Yohanes 15:8; Galatia 5:22-23). Orang Kristen yang sejati, yang bertumbuh dan berbuah lebat, tidak lagi (sama) dengan orang Kristen sebatas agama, Kristen-Pragmatis, Kristen-Oportunis, berjiwa khianat (Yudas Iskariot), maupun Kristen-Intelektual tanpa pengalaman spiritual.
  7. Klimaknya: orang Kristen yang ber-relasi dengan Tuhan akan sungguh-sungguh beriman, berdoa, beribadah kepada Tuhan, mengasihi Tuhan dengan cara mengasihi sesama manusia (Matius 22:37-40; I Petrus 1:22). 


Penutup:
Selamat membangun relasi dengan Tuhan, sehingga kita bahagia dan memperoleh hidup kekal, serta menjadi Kristen yang bertumbuh & berbuah lebat bagi kemuliaan nama Tuhan.

(Disarikan dari khotbah Pdt.SuryadiMinggu, 30 April 2017 oleh Syd)

No comments:

Followers

Terima Kasih Atas Kunjungan Anda


Kami Kerjalayan Kesehatan Anda

Kami Kerjalayan Kesehatan Anda