Berkarya
di Tengah Dunia
Matius 22:15-22
Faithful
Presence adalah gaya kehadiran gereja di tengah dunia yang direkomendasikan
oleh James Davison Hunter dalam bukunya yang berjudul To Change The World. Bahwa gereja seharusnya menjadi pihak yang
setia hadir mendapingi dunia dalam segala kelemahan dan kelebihannya. Bekerja
bersama meneruskan karya ciptaan Allah, bukan menarik diri atau memusuhi
realita dunia yang ada. Gereja dapat berkarya di tengah dunia dengan anugrah
yang Allah berikan. Dalam bacaan Injil Matius hari ini kita melihat bagaimana
sikap Yesus yang tidak antipati dengan realita dunia yang kadang membuat
dilema.
Kebencian orang Yahudi yang
begitu besar terhadap Yesus memaksa mereka bekerja sama dengan kelompok
Herodian yang berseberangan dengan mereka. Hal itu mereka lakukan demi menjatuhkan
Yesus dan menangkap-Nya. Mereka datang dengan pertanyaan tentang membayar pajak
yang saat itu membebani umat Yahudi dan membuat dilema secara spiritual.
“Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada
Kaisar atau tidak?” Sebab membayar pajak kepada kaisar identik dengan mendukung
kekuasaan kaisar yang sudah mengganggap dirinya seperti seorang dewa. Hal itu
bertentangan dengan pandangan politik teokratis orang Yahudi, bahwa Allah
adalah pemimpin tertinggi bangsa Israel. Tetapi di hadapan Yesus ada pula
orang-orang Herodian, antek-anteknya Herodes yang siap menangkap-Nya jika Yesus
mengajarkan untuk tidak membayarkan pajak kepada Kaisar. Yesus mengetahui niat
mereka dibalik pertanyaan yang diajukan kepada-Nya. Oleh sebab itu Yesus
memberikan jawaban yang bijaksana dan dapat diterima oleh orang-orang Farisi
dan Herodian, “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada
Kaisar dan kepada Allah yang wajib kamu berikan kepada Allah.”
Yesus tidak menolak realita
dunia tentang membayar pajak kepada Kaisar, tetapi Yesus juga tidak mengabaikan
aspek spiritual tentang membayarkan pajak dan persambahan ke Bait Allah. Ketika
kita hidup di dunia maka kita akan terikat dengan peraturan dunia, dalam hal
ini Tuhan Yesus mengajarkan ketaatan dalam menjalankan peraturan dunia yang
ada. Ketaatan terhadap peraturan dunia menjadi sebuah karya nyata bagi dunia. Ketaatan
itu tidak disamakan dengan ketaatan kepada Allah, tetapi disejajarkan. Sebab
setiap pemerintahan yang ada itu berasal dari Allah (Roma 13:1). Dalam kisah
sebelumnya, yakni Matius 17:27 Yesus juga membayarkan pajak, Yesus memberikan
teladan ketaatan itu.
Tahukah Saudara, bahwa tanah dimana gedung
gereja GKI Kedoya ini berdiri adalah tanah milik Pemda DKI Jakarta dan GKI
Kedoya wajib membayar pajak per lima tahun untuk ijin penggunaan bangunan?
Dalam hal ini pemerintah menjadi partner bagi GKI Kedoya yang saling membantu.
Pajak yang dibayarkan ke Pemda adalah untuk kepentingan umum bagi masyarakat
DKI Jakarta. Yesus tidak antipati kepada dunia, bahkan kehadiran-Nya di dunia
pun karena kasih-Nya yang besar. Gereja juga diundang untuk hadir mendampingi
dunia dengan penuh kasih.
(disarikan dari khotbah Pnt. Adi Netto
Kristanto ,22 Oktober 2017 oleh ank)
No comments:
Post a Comment