Saturday, October 14, 2017

Ringkasan Khotbah - 8 Oct 2017

Status Palsu
Matius 21 : 33 – 46
Menjadi Puteri Indonesia, mungkin jadi status idaman banyak perempuan di Indonesia. Siapa yang tidak mau menjadi perempuan paling cantik dan cerdas se-Indonesia. Namun, di balik status yang disandangnya, dia harus menunjukkan sikap yang bisa menjadi teladan, dia punya tugas menjadi duta Indonesia yang memperkenalkan Indonesia kepada banyak kalangan. Atau contoh yang negatif, banyak orang berebut jadi anggota dewan, meskipun tidak semua, namun sebagian besar hanya ingin mengejar status yang menghasilkan, soal tanggung jawab ya nanti saja belakangan dilakukan. Status seringkali menjadi hal yang sangat penting dalam kehidupan banyak orang, namun, banyak orang yang tidak bisa menghidupi status itu, sehingga status itu menjadi status palsu.

Status palsu juga ditunjukkan oleh bangsa Israel – umat pilihan Allah.
1.      Dalam Kitab Yesaya, Tuhan sudah merawat begitu rupa kebun anggur yang adalah representasi dari Israel, namun Israel tidak mampu membuahkan hasil yang sesuai dengan apa yang diingini Tuhan. Bangga dengan status sebagai umat pilihan Allah tapi hidup jauh dari Allah.
2.      Dalam Injil, perumpamaan yang disampaikan Tuhan Yesus juga mengkritisi sikap hidup beragama kebanyakan bangsa Israel, secara khusus para pemuka agama Yahudi. Mereka bangga dengan status umat pilihan Allah, orang pilihan Allah, namun mereka tidak bisa menunjukkan gaya hidup yang sesuai dengan status sebagai umat Allah.
3.      Berbeda dengan Paulus yang mengalami perubahan paradigma. Dengan tepat Paulus menggambarkan perubahan paradigmanya ‘yang dulu kuanggap ‘menguntungkan’ dianggap sebagai ‘kebangkrutan’ (totally lossed). Paulus merasa previlege, status yang dimilikinya – yang selama ini dibanggakannya tidak berarti lagi. Karena Tuhan memberikan dengan cuma-cuma anugerah keselamatan tanpa menuntut manusia harus berbuat sesuatu terlebih dahulu.
Status sebagai umat Allah perlu disadari sebagai anugerah yang diberikan Tuhan bagi kita. Di satu sisi ini memang jadi kebanggaan buat manusia, di sisi lain, perlu disadari bahwa status sebagai umat Allah bukan hanya sekedar kebanggaan saja. Status itu perlu diimbangi dengan perubahan prinsip hidup, pola dan perilaku praktis yang terwujud nyata dalam kehidupan sehari-hari sebagai responsi yang paling pantas terhadap anugerah Tuhan kepada kita.


(disarikan dari khotbah Pdt. Nugraheni Iswara Adi-GKI Buaran ,08 Oktober 2017 oleh nia)

No comments:

Followers

Terima Kasih Atas Kunjungan Anda


Kami Kerjalayan Kesehatan Anda

Kami Kerjalayan Kesehatan Anda